Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perjuangan Wali Kota Bima Arya Kembalikan Citra Bogor Sebagai Kota Toleran

Secara kultural, secara historis, postur kota Bogor itu adalah kota yang sarat dengan tradisi bersama dalam keberagaman

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Perjuangan Wali Kota Bima Arya Kembalikan Citra Bogor Sebagai Kota Toleran
ist
Wali Kota Bogor Bima Arya 

“Di situ kita melihat pesan kuat harus disampaikan bahwa mayoritas tidak boleh diam saja dan harus menunjukkan dukungan kepada minoritas. Itu nggak boleh terjadi,” tegasnya.

“Harus kita akui bahwa yang membuat persoalan itu bukan orang-orang yang memiliki DNA kota Bogor. DNA kota Bogor ini luar biasa, ada Wihara tertua di Indonesia yang kegiatannya bercampur dengan tawasulan, Maghrib bersama, berbagi dengan dhuafa.”

Baca juga: Fraksi PKS DPR Potong Gaji Untuk Bantu Korban Banjir dan Longsor di Flores Timur dan Bima

“Jadi itu yang kita sampaikan bahwa DNA kota Bogor itu adalah kebersamaan dalam keberagaman,” tambahnya.

Bima Arya pun menunjukkan keberpihakan lainnya melalui komitmen kuat Forkopimda Kota Bogor yang masuk ke Gereja pada setiap malam Natal untuk menyampaikan selamat dan menjamin keamanan bagi semua orang yang beribadah.

“Jaminan keamanan itu bukan hanya dalam dimensi keamanan, tetapi lebih kepada keberpihakan, komitmen keberpihakan kepada minoritas dengan menepis segala isu,” ujarnya.

Dia mengku awalnya tidak mudah memutuskan untuk masuk ke dalam gereja, karena pasti akan mengundang pro dan kontra.

“Tetapi lagi-lagi ini adalah komitmen kita yang harus didemonstrasikan agar tersampaikan pesannya,” ucapnya.

Berita Rekomendasi

Selain itu Bima Arya juga mewujudkan semangat kebersamaan dalam keberagaman pada rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) yang harus dijabarkan oleh setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Kota Bogor.

Baca juga: Seorang Wanita Tewas Dibakar Mantan Suami di Klapanunggal Bogor, Pelakunya Ikut Terbakar

Hal itu harus tampak dalam program kerja masing-masing.

“Saya sampaikan kepada seluruh Dinas bahwa semangat kebersamaan keberagaman ini tidak hanya retorika dan tidak cukup dalam hal seremoni tetapi harus ada dalam framework kerangka kerja yang menjadi dasar dari setiap dinas menyusun semua program,” jelasnya.

Tradisi kebersamaan dalam keberagaman yang sudah dibangun sejak 2014, diharapkan bukan hanya berada di level elite, tetapi sudah mentradisi di kelurahan, kecamatan hingga level terkecil di masyarakat.

Bima Arya menyadari masih banyak pekerjaan rumah terkait masalah intoleran yang harus segera diselesaikan termasuk kasus Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin, yang rumah ibadahnya disegel sehingga jemaatnya tidak bisa beribadah.

Namun dia memberi sinyal positif penyelesaian kasus GKI Yasmin tidak akan lama lagi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas