Jenazah Oktovianus, Guru yang Ditembak KKB Tiba di Rumah Duka Toraja Utara, Sang Istri Pingsan
Isak tangis kerabat dan keluarga Oktovianus Rayo pecah saat jenazah anggota keluarganya itu tiba di rumah duka.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, RANTEPAO - Jenazah Oktovianus Rayo (42), korban penembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Beoga, Kabupaten Puncak, Papua akhirnya tiba di rumah duka Tongkonan Pong Patangko, Dusun Pebulian, Lembang Sa'dan Pebulian, Kecamatan Sa'dan, Toraja Utara, Senin (12/4/2021) sekira pukul 10.00 Wita.
Isak tangis kerabat dan keluarga Oktovianus Rayo pecah saat jenazah anggota keluarganya itu tiba di rumah duka.
Mereka menangis histeris. Bahkan istri almarhum jatuh pingsan.
Sebagian keluarga sambil terisak tangis terus memeluk peti jenazah yang masih terbungkus terpal.
Rombongan pembawa jenazah diketahui berangkat dari Makassar pada Minggu (11/4/2021) malam.
Korban sebelumnya diterbangkan dari Timika, Papua.
Setelah tiba di Makassar selanjutnya jenazah dibawa ke Toraja lewat jalur darat.
Jenazah dibawa menggunakan mobil ambulans milik RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo.
Saat memasuki Toraja, rombongan jenazah disambut ratusan pengendara motor dan mobil.
Sehari-hari Oktovianus mengajar di SD Jambul Beoga.
Ia tewas ditembak KKB saat menjaga kiosnya pada Kamis (8/4/2021).
Selain Oktovianus, satu warga Toraja Utara juga menjadi korban keganasan KKB.
Baca juga: Kontak Tembak, KKB Bakar Helikopter yang Terparkir di Bandara Aminggaru Ilaga
Baca juga: KKB Tembak Mati Guru dan Bakar Sekolah di Papua, Kepolisian Harus Segera Kejar dan Tangkap Pelaku
Dia adalah Yonathan Renden atau Natan (27).
Yonathan tewas ditembak KKB pada Jumat (9/4/2021).
Saat ini jenazah Yonathan juga sudah berada di rumah duka.
Tepatnya di Dusun Tiromanda, Lembang Batu Limbong, Kecamatan Bangkelekila', Kabupaten Toraja Utara.
Bukan Mata-mata
Sebelumnya Kepala Humas Satgas Nemangkawi, AKBP Iqbal Alqudussy mempertanyakan dasar fitnah yang disematkan KKB kepada almarhum dua guru yang tewas di tangan mereka.
Diketahui dalam sepekan telah terjadi dua penembakan di wilayah Papua.
Penembakan tersebut menewaskan Pak Guru Oktavianus Rayo (Guru SD Julukoma, Distrik Beoga) dan Pak Guru Yonatan Renden (Guru SMPN1 Beoga).
Setelah penembakan, KKB menyatakan kedua guru tersebut adalah intel, mata-mata aparat.
"Buktinya apa Bapa Oktavianus dan Bapa Yonatan intel? Itu semua hanya alasan klasik mereka (KKB) untuk menggiring opini publik supaya aksi teror mereka dimaklumi," ucap Iqbal, Sabtu (10/4/2021) menanggapi tudingan KKB.
Iqbal juga menyatakan bahwa aksi teror dalam bentuk apapun tidak dibenarkan apalagi hingga menghilangkan nyawa warga.
Baca juga: Guru Tewas Akibat Penembakan Diduga KKB, Bamsoet: Guru Harus Mendapat Perlindungan
Baca juga: Sepak Terjang Sabinus Waker, Pimpinan KKB Papua yang Tembak Mati Guru SD, Dikenal Kejam
"Almarhum Bapa Oltavianus dan Bapa Yonatan ini hanya guru yang tinggal disini dengan niat mulia mencerdaskan anak-anak Kabupaten Puncak Papua. Siapapun yang berhati nurani pasti tidak akan membenarkan penembakan keji tersebut," kata Iqbal.
Lebih lanjut Iqbal menjelaskan membunuh, membakar, menembaki masyarakat sipil pendatang.
Kemudian melakukan update media sosial sebagai kebanggaan, dan menyangkal bahwa korban sipil tersebut merupakan masyarakat tidak bersalah.
Hal tersebut telah menjadi modus komunikasi Kelompok Separatis Bersenjata di Papua.
"Menengok kembali peristiwa 22 Mei 2020 lalu saat ada tenaga medis Covid-19 yang ditembak dan dilabeli intel oleh KKB Papua. Dan hal ini kembali berulang namun menimpa bapa-bapa guru di Beoga, Kabupaten Puncak Papua, " tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kejadian terbaru adalah penembakan kepada Pak Yonatan Renden, guru SMPN 1 Beoga, Kabupaten Puncak Papua.
Almarhum ditembak saat berkendara roda dua dengan kepala sekolahnya Bpk JS.
Alm dan kepala sekolahnya berkendara motor untuk mencari terpal, karena jenazah Bpk Oktavianus Rayo telah mengeluarkan cairan.
Sesampainya di ujung bandara kelompok KKB melakukan penembakan sebanyak 2 kali namun kedua bapak tersebut tetap menancap gas menuju kampung Ongolan.
Baca juga: Amnesty International Indonesia Khawatirkan Pemberian Label Teroris kepada KKB Papua
Baca juga: KKB Tembak Mati Guru dan Bakar Sekolah di Papua, Kepolisian Harus Segera Kejar dan Tangkap Pelaku
Tidak lama kemudian suara tembakan KKB dari arah belakang koramil, pasukan TNI melakukan tembakan balasan ke arah belakang koramil.
Sejak pukul 16.30 hingga 18.30 WIT sehingga berlangsung kontak tembak antara aparat TNI dan KKB.
Hingga bapak Yonatan Renden ditemukan meninggal dunia di depan rumah Bpk JS, di kampung Ongolan.
Aparat membawa korban menuju Puskesmas Beoga untuk mrndapat pertolongan medis namun Bpk Yonatan tidak tertolong dan meninggal dunia.
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Tiba di Toraja, Keluarga Oktovianus Korban Penembakan KKB di Papua Menangis Histeris
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.