Sosok Suami yang Bacok Istri hingga Tewas di Nunukan, Sering Minta Dibelikan Sabu dan Pukuli Korban
Sosok suami yang tega menganiaya istrinya hingga tewas di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Lantaran, rumah almarhumah terletak cukup jauh dari rumah Risnawati.
"Rumah kami berjauhan sekira 3 kilometer dari rumah. Pada saat itu sekira pukul 16.00 Wita, ada telepon masuk dari tetangga.
Saya nggak dengar deringan telepon masuk. Pas ke luar rumah, tetangga teriak panggil saya, risna...risna adikmu si bolong meninggal diparangi suaminya. Panggilan akrab almarhumah itu bolong.
Baca juga: Suami Tusuk Leher Istri hingga Tewas, Awalnya Cekcok Mulut saat Korban Diduga Telepon Pria Lain
Baca juga: Acungkan Pistol ke Polisi, Seorang Pelaku Pencurian Tewas Ditembak saat Penggerebekan di OKU Timur
Mendengar itu saya syok. Saya coba tenangkan diri lalu telepon mama, ngasih kabar ke kampung. Setelah itu saya ke TKP sama adik kandung saya laki-laki.
Waktu ke sana saya dapati almarhumah sudah ditutupi mayatnya sama 2 petugas Polisi. Saya hanya bisa saksikan dari bawah rumah, banyak darah berceceran di depan pintu rumah almarhumah," ujarnya.
Almarhumah merupakan anak ketiga dari 5 bersaudara. Terdiri dari laki-laki 2 orang dan perempuan ada 3 orang.
Ia memiliki 3 saudara kandung di Sei Menggaris termasuk Risnawati, sementara 2 saudara lainnya tinggal di Sulawesi bersama kedua orang tua dan 4 orang anaknya.
Keempat anaknya saat ini dirawat orang tuanya di Sulawesi.
Anak-anak pertama, laki-laki berumur 10 tahun. Anak kedua berumur 7 tahun. Anak ketiga berumur 5 tahun dan bungsu berumur 2 tahun.
"Almarhumah pulangkan anaknya ke kampung tahun lalu. Sudah empat kali dia kirimkan uang buat anaknya itu. Persoalan KDRT sudah terjadi kepada almarhumah sejak punya anak 1."
"Jadi bukan almarhumah saja dipukul, anaknya pun sempat beberapa kali kena pukul bapaknya itu. Permasalahan terakhir almarhumah dengan sang suami yang tau persis itu mama di kampung," tuturnya.
Risnawati menuturkan, sebelum kejadian itu, almarhumah sempat kabur dari sang suami dan hendak pulang ke kampung halaman.
Namun, niat pulang kampung itu batal seketika, saat suaminya membujuknya untuk kembali bahkan sempat mengancam untuk membunuhnya jika ia pergi.
"Ada 3 hari almarhumah di Nunukan tanpa sepengetahuan sang suami. Karena takut kalau dia izin pasti dipukul. Sebelum kabur dari rumahkan dia dipukul sampai biru dilehernya. Almarhumah bermalam di penginapan karena nggak ada sanak keluarga di Nunukan.