Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Banjir Bandang dan Longsor NTT Jadi Pembelajaran Tingkatkan Pemahaman Masyarakat Hadapi Bencana

Setelah peringatan dini terinformasikan, tantangan lain bagi pemerintah adalah bagaimana peningkatan pemahaman dan respon stakeholder hadapi bencana

Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Banjir Bandang dan Longsor NTT Jadi Pembelajaran Tingkatkan Pemahaman Masyarakat Hadapi Bencana
Kompas TV https://www.youtube.com/watch?v=u8CZ49jSsC0
Jumlah korban yang meninggal akibat bencana siklon tropis Seroja ini menjadi 124 orang pada Rabu (7/4/2021) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bencana akibat dampak siklon tropis Seroja yang terjadi di beberapa Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur membawa duka yang cukup mendalam.

Update terakhir dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT, banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pada (4/4/2021) tersebut telah menelan korban jiwa sebanyak 182 orang.

Awal April 2021, Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis beberapa kali peringatan dini cuaca ekstrem dan adanya bibit siklon tropis di Provinsi Nusa Tenggara Timur. 

Secara umum, menurut Miming Saepudin, Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, kejadian siklon tropis di dekat Indonesia biasa terjadi antara bulan April - Mei dan November - Desember. 

Siklon tropis Seroja sendiri merupakan siklon terbesar kedua yang terjadi di Indonesia setelah siklon tropis  Kenanga yang pernah terjadi di Selatan Jawa.

"Setelah peringatan dini tersedia dan terinformasikan, maka tantangan lain bagi pemerintah terkait pengurangan risiko dampak bencana adalah bagaimana peningkatan pemahaman dan respon stakeholder atau masyarakat. Peningkatan struktur lingkungan dalam menghadapi bencana juga perlu diperhatikan," ungkap Miming dalam keterangan tertulis yanh diterima, Jumat (30/4/2021).

Baca juga: KSPSI Distribusikan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang NTT Lewat Tanjung Perak

Baca juga: Perbaiki Bendungan Benanain NTT karena Banjir, Kementerian PUPR Harap Produksi Pertanian Membaik

Menurut Dr. Perdinan, dosen Institut Pertanian Bogor, BMKG sudah memiliki alat yang cukup baik untuk memberikan peringatan dini tersebut.

Berita Rekomendasi

Hanya saja selanjutnya adalah bagaimana respon pemerintah, khususnya pemerintah daerah terkait laporan tersebut.

"Pertanyaannya adalah bagaimana respon pemerintah menanggapi peringatan dini tersebut? kita harus menginformasikan semuanya dengan cepat dan tepat. Itu yang masih menjadi tantangan," ungkap Perdinan.

Menurut Perdinan, tidak hanya BNPB yang perlu merespon peringatan dini tersebut.

Perlu dibangun kesiapsiagaan di tingkat pemerintah daerah bahkan masyarakat. 

"Kolaborasi dari tingkat pusat, daerah, hingga masyarakat perlu dipertajam," tegas Ferdinan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi wilayah terdampak bencana yang disebabkan oleh siklon tropis Seroja di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (9/4/2021). Tepatnya di Desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi wilayah terdampak bencana yang disebabkan oleh siklon tropis Seroja di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (9/4/2021). Tepatnya di Desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata. (Sekretariat Kabinet)

Menanggapi hal tersebut, Drs. Sintus Carolus selaku Plh. Sekretaris BPBD Provinsi NTT menyampaikan bahwa pemerintah daerah NTT sudah melakukan tindak lanjut terkait peringatan dini dari BMKG sejak bulan September 2020.

"Dengan adanya peringatan dini dari BMKG, kami mengirimkan surat ke setiap Kabupaten/Kota, melaksanakan himbauan dan penegasan kepada masyarakat, serta sosialisasi" jelas Isyak.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas