Kronologis Longsor di Areal PLTA Batang Toru Tapanuli Selatan Hingga Menimbun 12 Orang
Dikabarkan sembilan warga dari dua kepala keluarga, serta tiga karyawan Shyno Hydro yang menjadi korban longsor.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Sebanyak 12 orang diduga hilang tertimbun longsor yang terjadi di areal PLTA Batang Toru di wilayah Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Longsor terjadi akibat hujan deras yang mengguyur areal PLTA Batang Toru di wilayah Marancar.
Sekda Tapanuli Selatan, Parulian Nasution melalui telepon selular mengaku belum bisa dipastikan bagaimana nasib dan keadaan ke-12 orang tersebut.
Evakuasi akan dilakukan pagi ini oleh unsur TNI, Polri, BPBD, masyarakat, perusahaan dan pihak terkait lainnya.
"Tadi malam seluruh tim sudah mengadakan rapat koordinasi untuk melakukan evakuasi pagi ini. Belum diketahui nasib seluruhnya," katanya.
Informasi diperoleh Tribun Medan, longsor berawal dari hujan yang melanda daerah tersebut pada Kamis (29/4/2021) sekira pukul 06.30 WIB.
Dikabarkan sembilan warga dari dua kepala keluarga, serta tiga karyawan Shyno Hydro (dua tenaga kerja lokal dan satu tenaga kerja asing warga negara China) yang menjadi korban.
Baca juga: BREAKING NEWS: 12 Orang Diduga Tertimbun Longsor di PLTA Batangtoru, Tapanuli Selatan
Tanah yang longsor berupa tebing tinggi lebih kurang 50 meter dan lebarnya juga lebih kurang 50 meter.
Sebagian material longsor jatuh ke dasar Sungai Batang Toru.
Kabar longsor yang menelan korban ini juga dibenarkan Humas PLTA Batang Toru, Myrna.
Myrna mengatakan, hingga kini pihak perusahaan masih fokus pada proses evakuasi.
"Benar, dengan rasa duka mendalam kami sampaikan masih dalam proses evakuasi," ujar Myrna dihubungi melalui telepon selular, Jumat (30/4/2021).
Myrna menyampaikan, longsor areal PLTA Batangtoru tersebut tepat di jalan R17 K4+100 Bridge 6, di lokasi proyek pembangunan PLTA Batangtoru.
Kejadian, pada hari Kamis 29 April 2021, pukul 18.20 WIB disebabkan oleh hujan lebat yang terjadi sejak pukul 14.00 WIB.
Kejadian bermula saat karyawan K3 Sinohydro bernama Dolan Sitompul menemani 2 orang karyawan Sinohydro (warga asing) bernama Long Quan dan Xie sekitar pukul 18.10 mengendarai sebuah mobil proyek double cabin.
Dia bermaksud untuk mengecek dan mendokumentasikan terjadinya banjir lumpur setinggi 50 cm yang terjadi pada pukul 16.30 di jalan R17 K4+100 Bridge 6.
Pihak Sinohydro mencurigai banjir lumpur di lokasi ini akan menyebabkan longsor sehingga mereka perlu mengecek agar dapat menyiapkan alat berat untuk mengatasinya.
Setelah melakukan pengecekan dan mengambil dokumentasi sekitar pukul 18.20 terjadi bencana longsor yang langsung menimpa dan menggulung para karyawan Sinohydro tersebut.
Namun Xie yang sempat melihat adanya longsoran berhasil meloncat ke luar dari dalam mobil dan lari menyelamatkan diri.
Sementara rekannya, Long Quan dan Dolan Sitompul tergulung tanah longsor.
Longsoran tanah itu terus meluncur dan menyapu sebuah kedai kopi milik Anius Waruwu yang tepat berada di bawahnya.
Saat ini, Myrna mengatakan tim teknis lapangan sedang menelusuri korban longsor yang berada di dalam kedai milik keluarga Anius.
Baca juga: BNPB: Belasan Rumah Warga di Cikarang Selatan Rusak Berat Akibat Tanah Longsor
"Hingga saat ini kami masih menunggu informasi lebih lanjut dari tim teknis lapangan mengenai upaya pencarian maupun situasi di lokasi."
"Perlu kami sampaikan juga, upaya pencarian korban oleh tim teknis lapangan saat ini dibantu tim dari aparat TNI Koramil Sipirok dan tim Polri dari Polsek Sipirok yang telah berada di lokasi sejak tadi malam," ujar Myrna.
Sementara itu, lokasi kejadian dan lokasi kedai kopi yang terkena longsor saat ini sudah diamankan oleh pihak aparat agar tidak ada yang mendekat, karena dikhawatirkan masih akan terjadi longsor.
Disebut Myrna, pihak perusahaan sampai saat ini telah melaporkan kejadian tanah longsor ini ke Pemda Tapanuli Selatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tapanuli Selatan.
Pada pukul 20.00 WIB para unsur Forkopimcam Tapsel telah hadir meninjau lokasi.
Mengigat medan yang berat dan situasi yang tidak memungkinkan dilakukannya penyelamatan malam hari maka pada pukul 21.30 WIB s/d pukul 24.00 WIB dilakukan rapat di Camp R17 PT. NSHE membahas langkah langkah dan tindakan yang akan diambil.
Mereka juga berharap dan berdoa, agar upaya pencarian korban dapat berjalan dengan lancar.
Perusahaan akan bertanggungjawab sesuai dengan peraturan yang berlaku dan kebijakan yang ditetapkan perusahaan.
"Kami juga menyampaikan rasa duka kami kepada keluarga korban dan berharap dapat bersabar menunggu hasil pencarian yang saat ini tengah dilakukan," kata Myrna. (Jun-tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Seorang Warga Asing Turut Menjadi Korban Longsor di PLTA Batangtoru, Begini Kronologinya