Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terungkap, 5 Pelaku Sempat Ancam Sebarkan Foto Syur Korban Sebelum Mencabulinya Secara Bergantian

Para pelaku yang berjumlah lima orang sempat mengancam akan menyebarkan foto tanpa busana milik korban, jika tidak mau melayani mereka.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Terungkap, 5 Pelaku Sempat Ancam Sebarkan Foto Syur Korban Sebelum Mencabulinya Secara Bergantian
KOMPAS.com/LAKSONO HARI WIWOHO
Ilustrasi korban pemerkosaan 

TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR - Unit Reskrim Polres Gianyar mengungkapkan kronologis kasus pemerkosaan yang terjadi di Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali.

Sebelum kasus itu terjadi, para pelaku yang berjumlah lima orang sempat mengancam akan menyebarkan foto tanpa busana milik korban, jika tidak mau melayani mereka.

Berdasarkan data dihimpun Tribun Bali, para pelaku terdiri dari 5 orang yakni AG (25), CA (22) PR (41), AAGD (27) dan GNAC (30). Merekai berasal dari Kecamatan Ubud, Gianyar.

Sementara korbannya, MA (18) seorang pegawai toko.

Kasatreskrim Polres Gianyar, AKP Laorens Rajamangapul Heselo, Senin 3 Mei 2021 mengatakan, kasus ini bermula pada, Jumat 30 April 2021 sekira pukul 23.30 korban pulang dari tempatnya bekerja di sebuah minimarket kawasan Desa Mas, Ubud, Gianyar, Bali.

Kemudian korban dijemput di depan minimarket tersebut oleh dua orang pelaku secara paksa.

Selanjutnya diajak naik motor ke tempat teman-teman pelaku minum.

BERITA REKOMENDASI

Karena korban berteriak terus, selanjutnya diajak ke kebun tegalan milik seorang pelaku di daerah Banjar Kertawangsa, Desa Lodtunduh.

Kemudian korban dirudapaksa kurang lebih oleh 5 orang.

"Di antaranya 2 orang yang dikenal oleh korban dengan inisial GA dan CA yang berasal dari Lodtunduh. Dengan kejadian tersebut korban melaporkan ke Polres Gianyar," ujarnya.

Pelaku GA ini juga sempat mengancam korban, kalau tidak mau berhubungan badan, maka foto telanjangnya akan disebarkan ke media sosial.

"Karena takut, korban akhirnya mau mengikuti keinginan dari pelaku GA selanjutnya pelaku bersama dengan pelaku yang lainnya menyetubuhi korban secara bergiliran bersama pelaku lain," ungkap AKP Laorens.

Saat ini kelima pelaku sudah diamankan di Mapolres Gianyar, dengan ancaman pasal 285 KUHP.

Korban Shock

Sementara itu korban persetubuhan yang masih duduk di bangku kelas VIII SMP asal Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Bali hingga saat ini masih diberikan pendampingan psikolog.

Pasalnya, hingga saat ini korban masih trauma jika bertemu dengan orang asing utamanya laki-laki yang tidak ia kenal.

Baca juga: Pria Kepahiang Bengkulu Jadi Tersangka Kasus Pencabulan 4 Anak di Bawah Umur

Aparat Sat Reskrim Polres Buleleng akhirnya menetapkan 10 orang sebagai tersangka, atas kasus persetubuhan ini.

Dari jumlah pelaku tersebut, tujuh di antaranya merupakan anak yang masih di bawah umur.

Anggota Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) Perlindungan Anak, Bella Savira Fitriana mengatakan, kondisi psikis korban saat ini sejatinya sudah mulai stabil, bahkan mulai bisa bercanda dengan keluarganya, serta mulai ikut pembelajaran sekolah secara daring.

Namun demikian, pihaknya tetap ingin memastikan agar korban mendapatkan dukungan baik oleh keluarga maupun lingkungannya, untuk menjaga kestabilan psikis korban.

"Sekarang kami masih melakukan home visit, kami akan melihat bagaimana situasi di rumah dan lingkungannya. Sampai saat ini korban juga takut ketemu orang yang tidak dikenal apalagi laki-laki," kata dia.

"Dia juga masih takut berkomunikasi dengan teman-temannya, karena temannya selalu menanyakan tentang kejadian yang menimpa korban," ucapnya.

Bella pun mengakui, selama melakukan pendampingan, pihaknya juga menemukan masalah baru.

Di mana, ibu korban, kini juga merasa shock atas kejadian yang menimpa anak kandungnya itu.

"Ibu korban sampai saat ini masih menangis, dia juga shock dengan kejadian yang menimpa anaknya. Ini jadi PR kami juga untuk memberikan konseling," terangnya.

Sampai kapan psikis korban bisa betul-betul pulih?

Bella menyebut, berdasarkan hasil hitung-hitungan pihaknya, tingkat trauma korban berada di skor 65-70.

Artinya pemulihan bisa cepat dilakukan, dengan catatan lingkungan di sekitar rumahnya, maupun teman-teman di sekolahnya ikut mendukung korban melupakan kejadian tersebut.

"Lingkungan harus punya pikiran positif kepada korban. Kalau lingkungan punya pikiran negative itu akan membuat korban jadi down lagi. Lingkungan harus berpikiran positif, jangan ungkit kejadian yang menimpa korban kemarin," kata dia.

"Kalau diungkit, emosi korban pasti bergejolak lagi karena dia ingat dengan kejadian pahit yang dialami. Jangan sampai korban merasa sudah tidak punya harga diri, takutnya nanti jadi lebih depresi,” jelas Bella.

Baca juga: Keluarga Korban Pemerkosaan Samsul Bahri Akan Tinggal di Rumah Singgah Sementara

Bella juga tidak menampik, saat ini banyak masyarakat yang bertanya-tanya mengapa korban bisa menghilang selama dua hari, bahkan sempat menginap di rumah salah satu pelaku.

Di hari pertama, kata Bella, korban memang kehabisan bensin dan tidak bawa uang.

Kondisi itu yang membuat korban bingung.

Hingga akhirnya menghubungi pacarnya.

Namun oleh sang pacar korban justru diajak ke rumah temannya yang korban sendiri tidak kenal.

Sehingga korban akhirnya disetubuhi oleh beberapa pelaku.

"Usai kejadian itu korban mau pulang, tapi para pelaku menakut-nakuti korban katanya pulang malam pasti dimarahi oleh ibunya. Sehingga korban akhirnya mau menginap di rumah pelaku itu," ujarnya.

"Ini masih kami selidiki lagi, kenapa korban bisa takut sama ibunya sendiri, ketimbang dengan laki-laki yang tidak dia kenal. Ini masih kami analisa, apa mungkin ibunya sosok menakutkan bagi korban sehingga dia mau menginap di rumah pelaku," kata Bella.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Modus Pemerkosaan di Lodtunduh Ubud, Pelaku Ancam Sebarkan Foto Korban

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas