Berbekal Rp 120 Ribu, Satu Keluarga Ini Pulang Kampung Berjalan Kaki dari Gombong ke Bandung
Keluarga ini melakukan perjalanan usai shalat Subuh. Saat sinar matahari mulai terasa terik, mereka menepi untuk melepas lelah sejenak.
Editor: Sanusi
Mereka berangkat dari Gombong pada Minggu (2/5/2021).
"Berangkat Minggu sore (dari Gombong), setelah Ashar," ujar Dani.
Keluarga ini melakukan perjalanan usai shalat Subuh. Saat sinar matahari mulai terasa terik, mereka menepi untuk melepas lelah sejenak.
"Hari mulai panas, kami mencari tempat teduh," ucapnya.
Mereka kembali berjalan kaki setelah Ashar, saat cahaya matahari mulai melunak.
Sewaktu mentari telah balik ke peraduan, mereka akan menghentikan langkahnya.
Dani dan keluarganya akan menepi lagi mulai pukul 20.00 WIB.
Mereka biasanya mencari stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) atau masjid sebagai tempat beristirahat.
Namun, kata Dani, dia dan keluarganya pernah berjalan hingga pukul 23.00 WIB gara-gara tak menemukan pom bensin atau masjid.
"Pernah sampai tengah malam," tuturnya.
Dani menjelaskan, pilihan ini terpaksa diambil karena mereka tak lagi punya uang.
"Sisa uang (gaji) Rp 120.000," ungkap dia.
Sebelumnya, Dani sempat bekerja di sebuah tempat konveksi di Gombong.
Pendapatannya dari konveksi hanya cukup untuk membayar kontrakan dan makan.
Apalagi, dia sekarang tak lagi bekerja.
"Namun sekarang sudah tak lagi kerja, jadi memutuskan untuk pulang ke Bandung," bebernya.
Uang Rp 120 ribu yang dibawanya digunakan untuk membeli makan dan minum.
Dani menceritakan, selama perjalanan dari Gombong ke Ciamis, mereka bertemu banyak dermawan yang memberi makan dan minum untuk dirinya dan keluarganya.
"Alhamdulillah," paparnya.