Di Indonesia, Kedelai Hanya Tumpang Sari (2-Habis)
Rantai pasokan kedelai sangat panjang dan rumit, sehingga harga kedelai lokal mahal. Tapi petani kedelai tak pernah makmur.
Editor: cecep burdansyah

Tribun Jabar/GANI KURNIAWAN
Ketua Pusat Koperasi Perajin Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) Jawa Barat, Asep Nurdin saat sesi wawancara khusus bersama Tribun Jabar di Gedung Puskopti Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Rabu (2/6/2021). Wawancara terkait kondisi pengrajin tahu dan tempe pasca aksi mogok/libur produksi dan jualan akibat kenaikan harga bahan baku kedelai. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
Bila itu terjadi maka kedaulatan dan kebebasan sebagai perajin sudah hilang, dan mereka menjadi buruh, karena modal produksinya telah habis.
Apa harapan kepada pemerintah?
Pertama, untuk jangka pendek kami mengharapkan diresmikannya kedelai sebagai komoditas strategis yang dilindungi oleh pemerintah.
Untuk jangka panjang, kalau pun kita harus tetap impor, pemerintah harus mau dan mampu mengganti izin importir umum dengan mengeluarkan izin importir produsen, sehingga yang berhak untuk melakukan impor itu hanya lembaga yang menaungi para perajin. (*)
Baca juga: Pemerintah Masih Dingin Tanggapi Permintaan Perajin Tahu-Tempe (1)
Berita Rekomendasi