Praktik Perjokian Tes Calon Siswa Bintara Polisi di Sumut, Seorang Polwan Ditangkap Propam
Bripka LA disebut-sebut “mengurus” 28 calon siswa (casis) Bintara agar lulus seleksi menjadi anggota Polri.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Praktik perjokian dalam dalam seleksi penerimaan calon siswa Bintara Polri TA 2021 terus diselidiki polisi.
Polda Sumut kini telah mengamankan seorang oknum polwan berinisial Bripka LA.
Ia kini sedang diperiksa secara intensif oleh Bid Propam Polda Sumut.
Bripka LA disebut-sebut “mengurus” 28 calon siswa (casis) Bintara agar lulus seleksi menjadi anggota Polri.
Nama Bripka LA mencuat setelah petugas menginterogasi sejumlah joki dalam ujian akademik Casis Bintara.
Baca juga: Rizieq Shihab Bandingkan Perkaranya dengan Kerumunan McDonalds
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi membenarkan penangkapan Bripka LA yang diduga terlibat percaloan Casis Bintara Polri tersebut.
Kombes Hadi mengatakan, hingga kini pihak kepolisian khususnya Propam masih melakukan pendalaman.
"Masih didalami oleh Propam. Jadi belum tahu bagaimana modusnya dan sebagainya. Nanti akan disampaikan," ujarnya, Kamis (17/6/2021).
Baca juga: Peringatan BMKG Jumat, 18 Juni 2021: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem di 22 Wilayah
Kombes Hadi membeberkan terungkapnya dugaan kecurangan ini berawal dari salah satu Casis yang diduga oleh panitia menggunakan joki.
"Ia tertangkap dan didalami, ada beberapa juga melakukan hal yang sama. Tapi tindakan kita sudah cepat, tepat, memeriksa nomor-nomor peserta kemudian mendiskualifikasi," ungkapnya.
Pihak kepolisian langsung melakukan pendalaman hingga mengarah ke satu orang oknum anggota polisi.
"Ada dugaan mengarah ke oknum polisi yang bertugas di salah satu Polres. Dan ini sudah kita lakukan pemeriksaan insentif oleh Propam. Sampai dengan sekarang, yang bersangkutan masih dilakukan pemeriksaan," katanya.
Menurut Hadi, sejauh ini belum diketahui jumlah pasti casis yang menggunakan jasa joki.
Meski begitu, panitia sudah melakukan diskualifikasi terhadap sejumlah peserta.
Baca juga: Megawati Tak Bakal Maju, Prabowo Berpeluang Jadi Capres, Airlangga Bisa Capres atau Cawapres
"Yang jelas semua pendaftar itu percaya diri saja dengan kemampuan dia, tidak usah tergiur diiming-imingi oleh siapapun itu. Baik masyarakat di luar, anggota Polri, dijanjikan akan masuk polisi dengan mudah dan sebagainya," katanya.
Masih dikatakan Hadi, mekanisme ataupun proses seleksi yang dilakukan Polri berlangsung terbuka, transparan, bersih, tanpa ada kongkalikong dan sebagainya.
Dalam seleksi penerimaan anggota Polri, sambung Hadi, ada pengawas internal dan eksternal.
"Keduanya ini bekerja setiap item seleksi itu, mereka mengawasi. Makanya kejadian ini karena kejelian panitia yang melihat adanya indikasi kecurangan oleh peserta. Ini tindakan sudah cepat dan tepat. Intinya masyarakat tidak usah tergiur dari apapun, tetap percaya diri. Tidak ada yang instan," sebutnya.
Hadi juga membeberkan bahwa setiap item memerlukan persiapan oleh peserta, baik dari sisi jasmani, akademis, psikologi.
"Jika sekali dua kali gagal, maka harus introspeksi diri, di mana kegagalan itu, sehingga di seleksi mendatang bisa lulus. Setiap seleksi, nilai peserta langsung terpampang, jadi tidak ada lagi bermain. Itu wujud transparannya kita ingin memberikan edukasi dan ingin menghasilkan anggota-anggota Polri yang berkualitas," ucapnya.
Berikut kronologi dugaan calo penerimaan Bintara Polda Sumut :
1. Kecurigaan Casis saat Ujian Akademik
Seorang casis merasa heran dan curiga saat mengikuti ujian akademik Casis Bintara Polda Sumut TA 2021.
Pasalnya, ia melihat wajah-wajah baru di lokasi ujian.
Ia pun melaporkan kecurigaannya kepada seorang polisi pengawas di lokasi ujian akademik.
Dalam laporannya, casis tersebut menyebutkan adanya sejumlah casis yang tidak pernah mengikuti tes sebelumnnya namun tiba-tiba masuk mengikuti ujian akademik.
2. Petugas Langsung Integorasi
Petugas pengawas bergerak cepat menindaklanjuti laporan casis tersebut.
Petugas mengumpulkan para joki ujian akademik Bintara itu, dan menginterogasinya.
Saat diinterogasi, para joki itu tak bisa mengelak. Mereka mengakui direkrut oleh seorang oknum Polwan Bripka LA.
Para joki itu berasal dari luar Sumatera Utara, seperti Jakarta, Bandung, dan lainnya.
Joki bertugas untuk menggantikan posisi casis saat ujian, agar bisa lolos menjadi anggota Polri.
"Berawal dari keterangan itu, dia menyebut direkrut oknum Polwan Bripka LA. Lalu, Bripka LA diamankan untuk diperiksa," sebut sumber Tribun yang enggan disebutkan namanya.
3. Bripka LA Urus 28 Casis
Sumber Tribun menyebutkan, dalam pemeriksaan Bripka LA mengakui keterlibatannya dalam pengurusan Casis Bintara Polri Polda Sumut TA 2021.
Sosok oknum Polwan Bripka LA ini dikabarkan bertugas di Polrestabes Medan.
Propam Polda Sumut kemudian menginventarisir nama-nama 28 Casis Bintara Polri yang diurus Bripka LA.
"Ada yang diamankan dari lokasi ujian," ujar sumber.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi mengatakan, Bripka LA yang diduga terlibat percaloan Casis Bintara Polri, kini sudah diamankan.
"Benar, saat ini masih didalami Propam. Untuk jelasnya nanti akan dirilis Pak Kapolda Sumut ya," kata Kombes Hadi, saat dikonfirmasi Rabu (16/6/2021) malam.
4. Langsung Diskualifikasi
Sumber Tribun di Polda Sumut menyebutkan, terbongkarnya praktik perjokian dan percaloan Bintara Polri ini langsung ditindaklanjuti.
Polda Sumut memintai keterangan dari puluhan calon siswa dan puluhan joki.
Dikabarkan sebanyak 28 Casis Bintara Polri yang diurus Bripka LA langsung didiskualifikasi.
(Muhammad Fadli Taradifa/tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul PENJELASAN Terbaru Kombes Hadi Terkait Dugaan Kecurangan Seleksi Bintara Polda Sumut TA 2021