Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Putroe Neng, 99 Orang Suaminya Meninggal saat Malam Pertama dan Begini Faktanya

Tidak hanya dapat menumbangkan laki-laki di medan perang, namun juga saat 'malam' datang

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Kisah Putroe Neng, 99 Orang Suaminya Meninggal saat Malam Pertama dan Begini Faktanya
instagram via Tribunnews
Putroe Neng - Pantas 99 Suaminya Mati Malam Pertama, Ada Benda Ini di Kelaminnya: Terungkap di Pernikahan ke-100 

TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Kisah-kisah tentang wanita dengan banyak suami mungkin sesekali pernah mampir di telinga kita.

Namun, apakah anda pernah menyimak kisah seorang wanita yang menikah sebanyak 100 kali dalam hidupnya?

Kisah itu dikatakan terjadi pada seorang perempuan bernama Putroe Neng yang hidup pada di masa perang.

Putroe Neng merupakan salah satu perempuan 'perkasa' yang berasal dari Aceh.

Tidak hanya dapat menumbangkan laki-laki di medan perang, namun juga saat 'malam' datang.

Nama asli Putroe adalah Nian Nio Lian Khie, nama yang ia pakai sebelum menjadi Muslim dan menikah dengan Sultan Meurah Johan.

Baca juga: Pemerkosa Anak Divonis Bebas, NasDem Desak Qanun Aceh No. 6 Direvisi

Putroe merupakan seorang komandan perang perempuan dari Tiongkok berpangkat Jenderal dari China Buddha.

BERITA REKOMENDASI

Dalam buku 'Putroe Neng: Tatkala Malam Pertama Menjadi Malam Terakhir Bagi 99 Lelaki' karya Ayi Jufridar.

Ayi Jufridar adalah seorang penulis dan wartawan asal Aceh.

Ayi, seperti dilaporkan Serambinews.com (Tribun Network), menerbitkan sejumlah buku, di antaranya kumpulan cerpen berjudul “Cinta Dalam Secangkir Sanger” yang berisi 25 cerpen berlatar konflik Aceh.

Kumpulan cerpen “Cinta Dalam Secangkir Sanger” mengambil judul salah satu cerpen yang ada dalam buku tersebut.

Cerpen itu berkisah tentang perjuangan seorang pemuda mantan gerilyawan yang kembali mengangkat senjata untuk melawan mantan kawan seperjuangan yang menjadi penguasa korup.


 Antologi cerpen “Cinta Dalam Secangkir Sanger” diterbitkan Prabu Dua Satu, Kota Wisata Batu, Malang.  

Ayi Jufridar yang juga seorang dosen non-PNS di Univesitas Malikussaleh, Aceh, juga menerbitkan buku fiksi Alon Buluek (Grasindo, 2005), Kabut Perang (Universal Nikko, 2010), Putroe Neng (Grasindo, 2011), dan 693 Km Jejak Gerilya Sudirman (Noura Publishing, 2015). 

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas