Kisah Sopir Taksi Online yang Membawa Pasien yang Ditolak 2 RS dan Meninggal di Dalam Mobil
Kokom (57 tahun) meninggal di dalam mobil setelah dua rumah sakit di Bandung menolak dirinya karena sudah kepenuhan pasien.
Editor: Hendra Gunawan
Dari RS Al Islam, Bani kemudian memacu kendaraannya menuju RS Santosa melewati Jalan Gatot Subroto menuju Jalan Kebonjati, demi menghindari penutupan jalan.
Baca juga: Pemerintah Siapkan Kebutuhan Standar Rumah Sakit Darurat Covid-19 di Asrama Haji Pondok Gede
"Memang sudah lemas, tapi masih bisa senyum," ucapnya.
Dalam kondisi panik, kata Bani, si ibu sempat mengatakan, "A, nyungkeun bantosananya, sabar (A, minta bantuannya ya, sabar)."
"Sempat komunikasi, itu (ucapan si ibu) yang masih bisa saya ingat," katanya.
Dalam perjalanan menuju RS Santosa, kata Bani, si ibu akhirnya mengembuskan napas terakhirnya di dalam mobil.
"Saya sempat berhenti. Kata keluarganya si ibu seperti tidur. Pas dicek sudah tak bernapas. Keluarganya langsung histeris," ucapnya.
Melihat keluarganya histeris, Bani semakin panik dan segera mengantarkan keluarga tersebut ke rumahnya di Cijambe.
"Saya juga panik. Saya lihat alamat di KTP-nya, langsung dibawa pulang."
"Ini kejadian pertama kali saya alami. Mudah-mudahan ibunya husnul khatimah," katanya.
Baca juga: Isi Lengkap Kritik Ibas pada Pemerintah soal Covid-19, Khawatir Indonesia Disebut Failed Nation
Kelebihan pasien
Sempat ditolak dua rumah sakit yang telah kelebihan pasien, seorang wanita di Kota Bandung, Jawa Barat, meninggal saat berada di dalam mobil taksi online.
Wanita malang tersebut adalah K (57) seorang pedagang nasi kuning warga warga Kelurahan Pakemitan Kecamatan Cinambo Kota Bandung.
Kokom mengembuskan nafas terakhirnya di dalam mobil taksi online yang sedang mengantarkannya ke rumah sakit setelah dirujuk dari Puskesmas Cijambe, Kamis (8/7/2021).
Peristiwa itu sebelumnya diketahui lewat postingan di media sosial yang viral, seorang driver taksi online menceritakan mengantar suami, ibu dan anak ke rumah sakit dari Puskesmas Cijambe.