Kisah Sopir Taksi Online yang Membawa Pasien yang Ditolak 2 RS dan Meninggal di Dalam Mobil
Kokom (57 tahun) meninggal di dalam mobil setelah dua rumah sakit di Bandung menolak dirinya karena sudah kepenuhan pasien.
Editor: Hendra Gunawan
Rumah sakit yang didatangi salah satunya RS Hermina di Jalan AH Nasution. Namun penuh.
Setelah itu, K yang dikenal sebagai penjual nasi kuning itu, dibawa ke RS Al Islam di Jalan Soekarno-Hatta, juga penuh.
Saat ditelusuri, perempuan yang meninggal itu bernama Kokom (57),
Saat itu, kondisi istrinya terlihat oleh Agus, kritis. Dia tidak sempat mencari ambulans, cara paling cepat dengan memesan taksi online. Anaknya, memesankan taksi online.
"Iya kemarin. Sakit lambung. Kemarin dirujuk dari Puskesmas Cijambe ke RS Hermina dulu, tapi penuh.
Lalu ke RS Al Islam, penuh juga," ujar A (57), suami mendiang Kokom, di kediamannya, Jumat (9/7/2021).
Saat RS Hermina dan RS Al Islam yang didatanginya penuh, dia meminta driver taksi online itu untuk mengofflinekan layanannya.
Kemudian, mereka pergi menuju ke RS Santosa.
"Pas Adzan Dzuhur ke RS Santosa, tapi jalan banyak ditutup, Kata driver online-nya, harus keliling ke Jalan Asia Afrika tapi ditutup, bakal lebih lama.
Nah sekira pukul 12.30, istri saya lahun, sudah enggak ada, saya enggak sadar, ya Allah.
Saya bilang ke anak, si mamah sudah enggak ada," kata Agus yang berprofesi sebagai penjual baso tahu ini.
Saat itu, di titik jalan yang ditutup, sepenglihatannya tidak ada petugas yang menjaga.
Sehingga, dia dan sopir taksi online itu tidak bisa berbuat banyak selain memutar haluan.
"Kalau ambulan mah kan ada sirinenya, bisa ngebut, kalau kemarin kan pakai driver online.