VIRAL Sosok Amos, Kubur Mimpi jadi Bupati Demi Layani Anak Pecandu Lem di Papua, Sempat Disebut Gila
Viral sosok Amos Yeninar, tukang ojek yang sempat jadi politikus, mengubur mimpinya demi melayani anak-anak pecandu lem di Papua.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Kisah tukang ojek bernama Amos Yeninar asal Nabire, Papua, viral di media sosial Twitter beberapa waktu lalu.
Sosoknya menjadi viral lantaran perjuangannya menghidupi belasan anak pecandu lem dan narkoba di Papua.
Setelah menjadi tukang ojek pada 2017-2018, rupanya Amos sempat menjadi politisi di Kabupaten Supiori, Papua.
Bahkan, ia sempat mempersiapkan diri menjadi anggota DPR bersama Partai Golkar dalam gelaran Pilkada 2019 lalu.
Baca juga: VIRAL Tukang Ojek Bangun Panti Rehabilitasi untuk Anak-anak Pecandu Lem, Jadi Satu-satunya di Papua
Namun, Amos sempat menderita penyakit paru-paru hingga divonis dokter umurnya tidak lama lagi.
Setelah itu, Amos memutuskan untuk hidup dengan lebih baik dan menjadi manfaat bagi orang lain.
"Sebenarnya saya sudah meninggalkan pekerjaan semua, saya pernah bekerja dan punya uang, saya punya cita-cita ingin jadi politikus sampai Bupati."
"Kemudian saya sakit karena pola hidup yang tidak bagus. Akhirnya saya memutuskan harus hidup menjadi berkat."
"Jadi saya memilih untuk melayani anak-anak yang terabaikan," kata Amos, saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (9/7/2021).
Namun, perjuangan pria berusia 33 tahun yang menghidupi belasan anak-anak pecandu lem dan narkoba yang terlantar nyatanya tidak mudah.
Niat baiknya ini sempat ditentang oleh orang tua hingga banyak anggota keluarga yang menyebutnya 'gila'.
Amos juga sempat dijauhi oleh teman-temannya yang merasa kecewa karena Amos meninggalkan peluangnya yang besar untuk menjadi wakil rakyat.
Baca juga: VIRAL Video Badut Tiduran di Pinggir Jalan, Ternyata Sedang Sakit karena Kelelahan, Ini Kisahnya
"Jadi awal-awal itu berat sekali, saya selalu mikir kenapa saya bisa begini, bahkan Bapak dan Mama tidak senang kalau saya layani anak-anak karena saya tidak digaji."
"Bapak dan Mama bilang mending saya jadi pegawai negeri atau masuk DPR saja karena masyarakat sudah mendukung saya maju di DPR."