Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

VIRAL Tukang Ojek Bangun Panti Rehabilitasi untuk Anak-anak Pecandu Lem, Jadi Satu-satunya di Papua

Berikut kisah tukang ojek yang membangun panti rehabilitasi untuk anak-anak pecandu lem dan narkoba, jadi satu-satunya di Papua.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in VIRAL Tukang Ojek Bangun Panti Rehabilitasi untuk Anak-anak Pecandu Lem, Jadi Satu-satunya di Papua
Kolase Tribunnews.com/Istimewa dan Twitter.com/@firashabrina
Berikut kisah tukang ojek yang membangun panti rehabilitasi untuk anak-anak pecandu lem dan narkoba, jadi satu-satunya di Papua. 

TRIBUNNEWS.COM - Perjuangan tukang ojek bernama Amos Yeninar yang membangun panti rehabilitasi untuk anak-anak pecandu lem aibon dan narkoba di Papua, viral di media sosial.

Kisah Amos membangun panti rehabilitasi rupanya sempat tak berjalan mulus.

Awalnya, rumah singgah yang disewanya dari hasil kerja keras sebagai driver ojek online pada 2017-2018 lalu, sempat terbakar.

Hal itu lantaran adanya putung rokok yang dibuang sembarangan oleh anak-anak asuhnya.

Baca juga: Viral Kisah Pengantin Pria Talak Istri Setelah Ijab Kabul, Ahli: Permainkan Perkawinan Itu Sembrono

Kemudian, Amos dari awal membangun kembali rumah singgahnya yang baru setelah mendapat bantuan orang-orang di Nabire, Papua yang melihat perjuangannya.

Kini, dirinya pun telah membangun rumah singgah dengan lebih layak bernama Panti Asuhan Generasi Emas Indonesia.

"Orang-orang di Nabire akhirnya melihat kami dan support, ada yang bantu, akhirnya saya sudah tidak ngojek lagi," ungkap pria berusia 33 tahun ini, saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (9/7/2021).

Viral kisah Pak Amos, tukang ojek yang merawat belasan anak pecandu lem dan narkoba di Papua, begini kisah lengkapnya.
Viral kisah Pak Amos, tukang ojek yang merawat belasan anak pecandu lem dan narkoba di Papua, begini kisah lengkapnya. (Tribunnews.com/Istimewa)
Berita Rekomendasi

Amos mengaku ada 15 anak terlantar yang tinggal bersamanya di panti asuhan.

Menurut Amos, usia mereka mulai dari 6 hingga 10 tahun.

Selain 15 anak tersebut, Amos juga menghidupi beberapa anak remaja yang masih enggan untuk tinggal di panti asuhan.

Hal itu lantaran fasilitas di panti asuhan belum mendukung bagi para remaja untuk tinggal disana.

Jadi, bagi anak-anak remaja, Amos dan istrinya biasa berkeliling untuk mencari keberadaan mereka dan memberinya makan.

Baca juga: VIRAL Video Pemotor Freestyle Terjatuh Tabrak Mobil di Makassar, Pelaku Kena Tilang di Rumahnya

"Sekarang baru 15 anak, karena memang panti asuhannya daya tampungnya masih seperti itu."

"Sebenarnya yang remaja ada, cuma tidak betah tinggal di panti asuhan, karena kami belum mampu untuk menjaganya atau (mendatangkan) psikolog untuk mereka yang kecanduan," ujar Amos.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas