Wanita Hamil Dipukul Oknum Satpol PP Saat Razia, Anggota DPD RI: Harusnya Pakai Pendekatan Persuasif
Anggota Komite I DPD RI, Abdul Rachman Thaha, turut menanggapi adanya kasus pemukulan wanita hamil oleh oknum Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komite I DPD RI, Abdul Rachman Thaha, turut menanggapi adanya kasus pemukulan wanita hamil oleh oknum Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Menurut Abdul, tindakan pemukulan yang dilakukan oknum Satpol PP tersebut tidak bisa dibenarkan.
Terlebih jika warga tidak memperlihatkan gelagat melakukan kekerasan.
Maka seharusnya petugas bisa mengendalikan diri dan menggunakan pendekatan persuasif.
"Memang tidak bisa dibenarkan melakukan pemukulan. Apalagi jika warga tidak memperlihatkan gelagat melakukan kekerasan. Maka petugas sepatutnya tetap mengendalikan diri dan menggunakan pendekatan persuasif."
"Kini kita nantikan kronologi peristiwa dari versi Satpol PP setempat," kata Abdul dalam keterangannya kepada Tribunnews.com, Kamis (15/7/2021).
Baca juga: VIRAL Balita Dicekoki Vape oleh Ibunya Sendiri, Dokter Anak: Efeknya Bisa Ganggu Perkembangan Otak
Personel Pengendalian Covid-19 Bisa Merasa Lelah
Abdul menuturkan bahwa peristiwa ini bisa menjadi bukti bahwa personel yang berurusan dengan pengendalian Covid-19 sesungguhnya juga bisa merasakan lelah.
Mengingat sudah hampir dua tahun secara terus menerus harus melakukan penertiban, bahkan haurs menjadi panutan.
"Peristiwa ini barangkali merupakan bukti bahwa personel yang berurusan dengan pengendalian Covid-19 sesungguhnya juga bisa merasa capek. Hampir dua tahun mereka terus-menerus dituntut untuk melakukan penertiban, berarti diharuskan menjadi panutan."
"Tugas sebagai role model bukan tugas ringan karena menuntut pengembannya menutupi atau bahkan mengabaikan sisi kemanusiaan mereka sendiri," ungkapnya.
Baca juga: VIRAL Video Pria Rela Jadi Model Make Up sang Istri, Hasilnya Bikin Kaget hingga Disebut Cantik
Lebih lanjut Abdul menilai bahwa petugas adalah bagian dari masyarakat.
Oleh karena itu petugas juga bisa mengalami adanya konflik batin.
"Sebagai bagian dari masyarakat, petugas pun bisa mengalami konflik batin. Pada satu sisi, mereka sadar ada tugas yang harus mereka jalankan."
"Pada sisi lain, mereka menyaksikan banyaknya kesempitan hidup yang dialami masyarakat di lapangan, dan boleh jadi kesempitan itu semakin menjadi-jadi akibat tugas penertiban yang tengah mereka laksanakan," terang Abdul.
Untuk itu, menurut Abdul semua lapisan masyarakat baik yang berseragam maupun tidak berseragam, sama-sama bisa tertekan dan itu berdampak terhadap ketenteraman hidup mereka.
Baca juga: Viral Ibu Hamil Menangis saat Razia PPKM, Dikomentari Arya Saloka, Dapat Bantuan dari Dedy Mulyadi
Kronologi Kejadian
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, media sosial dikejutkan pemukulan yang dilakukan aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Gowa, Sulsel.
Suami korban yang merupakan pemilik warung kopi, Ivan hanya bisa berteriak dan mengambil video saat melihat istri tercintanya itu dipukul oleh aparat Satpol PP.
Ivan Supriyana tak menyangka aparat yang digaji dari uang rakyat itu tega memukul istrinya.
Video Ivan pun viral di media sosial.
Baca juga: Viral Wanita Hamil Pemilik Warung Kopi Dipukul Oknum Satpol PP saat Razia PPKM, Suami juga Dianiaya
Bahkan pantauan tribun-timur.com hingga Kamis (15/7/2021) pagi, kata kunci Satpol PP masuk daftar Trending Twitter Tanah Air.
Caci-maki netizen ditujukan kepada aparat Satpol PP Kabupaten Gowa yang memukul wanita hamil.
Kabar terbaru, Rosmiyati Khastury wanita hamil yang dipukul oleh Satpol PP pingsan akibat kontraksi saat melaporkan kekerasan yang dialaminya terhadap oknum Satpol PP di Polres Gowa Rabu malam (14/7/2021).
Pemilik warkop yang tengah hamil 9 bulan tersebut harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Eko Sutriyanto)