Tragedi 14 Kapal Tenggelam di Perairan Kalimantan Barat, Berikut Data-data Korban, 15 Meninggal
Berikut data yang dirangkum Tribun dari Humas SAR Pontianak per Sabtu 17 Juli 2021 hingga pukul 13.00 WIB.
Editor: Malvyandie Haryadi
Korban sempat terombang-ambing selama 11 jam.
Ombak setinggi 5-6 meter disertai hujan petir membuat kapal terbalik.
Musibah yang menerpa 14 kapal di perairan Kalimantan Barat (Kalbar) menyisakan kisah pilu para korban dan keluarganya.
Puluhan nelayan menjadi korban dalam persitiwa tersebut.
Sejumlah korban berhasil selamat, ada yang masih hilang dan beberapa di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Anto (36), awak Kapal Motor (KM) Kenangan Usaha, satu di antara korban selamat setelah berhasil ditemukan tim pencari.
Anto diselamatkan setelah sekitar 11 jam terombang amning di selatan perairan Pulau Datok, Kayong Utara, Kalbar.
Berdasarkan keterangan Anto, KM Kenangan Usaha tenggelam di selatan perairan Pulau Datok, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, Selasa 13 Juli 2021 sekitar pukul 21.00 malam WIB.
Menurutnya, KM Kenangan Usaha dengan 10 awak berangkat melaut selama belasan hari.
Anto menceritakan pada persitiwa malam itu ombak setinggi 5-6 meter disertai hujan petir menerjang KM Kenangan Usaha.
Baca juga: 14 Kapal Tenggelam Dihantam Cuaca Buruk di Perairan Kalbar, 7 Meninggal, 49 Lainnya Masih Dicari
Baca juga: Korban Tenggelam di Sungai Serayu Banyumas Ditemukan 1,5 Kilometer dari Lokasi Awal Hilang
Baca juga: Panglima Ingatkan 700 Capaja TNI-Polri Tidak Tenggelam di Dunia Digital Sehingga Lupakan Tugas
“Awalnya kapal miring. Dengan mengenakan pelampung, kami disuruh kumpul. Selang beberapa waktu kemudian, kapal terbalik,” kata Anto.
Setelah kapal terbalik para awak sempat tenggelam, namun muncul lagi ke permukaan air dalam kondisi gelap.
“Kami panggil kawan-kawan yang lain, masih ada semua. Semuanya langsung pegang tali. Menunggu jemputan kapal,” katanya.
Saat itu, ombak di laut masih cukup besar.
Sambil memegang tali-tali kapal, Anto bersama rekan-rekannya sempat menunggu kapal penolong.
Namun, beberapa jam berlalu, kapal tak kunjung datang.
“Tak mampu lagi,” kata Anto menirukan suara satu di antara rekannya malam itu.
“Kalau tak mampu lepas saja. Kita pasrah kepada Tuhan,” jawab Anto.
Sudah ada dua kapal yang melewati Anto.
Namun, awak kapal tersebut tidak melihatnya.
“Ada 2 kapal lewat. Saya melambai, tidak ada respons,” jelas Anto.
Dengan menggunakan baju pelampung, Anto mengapung di lautan selama sekitar 11 jam.
Keesokan harinya, Rabu 14 Juli 2021 pagi WIB, sekitar pukul 07.00 WIB, Anto diselamatkan oleh awak kapal dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara.
“Kami melambai. Nafas sudah hampir habis,” ucapnya.
(*)