Kisah Pilu, Ibu di Indramayu Peluk Jasad Anaknya selama Tiga Hari, Kini Hidup Sebatang Kara
Seorang ibu di Indramayu memeluk jasad anaknya selama tiga hari. Peristiwa ini terungkap saat warga mencium bau tak sedap di sekitar rumah korban.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Tiara Shelavie
![Kisah Pilu, Ibu di Indramayu Peluk Jasad Anaknya selama Tiga Hari, Kini Hidup Sebatang Kara](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ilustrasi-tewas_20180406_193808.jpg)
Namun, belum bisa dipastikan apakah SY meninggal karena Covid-19 atau bukan.
Pasalnya, saat ditemukan, tubuh SY sudah terlanjur membusuk sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan pemeriksaan swab.
Diketahui, sebelum meninggal, SY kerap melakukan perjalanan dari Indramayu-Jakarta.
Sakit tersebut diderita SY setelah belum lama ini pulang dari Jakarta.
Ibu Positif Covid-19
Sementara itu, hasil tes swab ST menyatakan bahwa dirinya positif Covid-19.
"Ibunya (ST) saat kami lakukan swab, itu hasilnya positif Covid-19, ujar Kepala Puskesmas Balongan, Sohekah Nurdiani, dilansir TribunJabar.id.
Sohekah menambahkan, untuk meminimalisasi risiko, jasad SY dimakamkan dengan protokol kesehatan ketat.
"Pada dasarnya almarhum ini tidak terdata pasien Covid-19 tapi karena ibunya yang positif corona, saat memakamkan jenazah kami menggunakan protokol kesehatan yang ketat," ungkapnya.
Baca juga: Asyik Bermain, Bocah 4 Tahun Tewas Tertimpa Pohon Kelapa, Operator Alat Berat Serahkan Diri
Kini ST hidup sebatang kara
Kini ST harus menjalani isolasi mandiri (isoman) setelah kehilangan anaknya dan hidup sebatang kara.
"Mereka tinggal berdua saja, anaknya sekarang sudah tidak ada, jadi tinggal ibunya sendiri yang sudah tua di rumah, sekarang ibunya itu juga sedang isolasi mandiri," ujar Encep.
Menurut Encep, di Kabupaten Indramayu mereka tidak memiliki rumah.
Ibu dan anak itu tinggal di bangunan milik warga yang sebelumnya hendak dijadikan kandang sapi.