Demo Tolak PPKM Darurat: Perusuh Baju Hitam, Bom Molotov, Diduga Ditunggangi Kelompok Anarko
Sejumlah temuan polisi terkait demo tolak PPKM Darurat di Bandung cukup mencengangkan, hal ini menuai reaksi dari anak buah Menteri Luhut.
Penulis: Theresia Felisiani
Pantauan Tribun, saat ini massa yang berpakaian hitam-hitam ini masih dikumpulkan di halaman Gedung Sate untuk melakukan swab antigen.
Kapolrestabes Bandung, Kombes Ulung Sampurna Jaya mengatakan, tiga orang yang dinyatakan reaktif itu sudah dipisahkan dari kelompoknya.
"Dari hasil sementara untuk swab antigen, ternyata sudah ada tiga orang dinyatakan reaktif, tertular virus corona," ujar Kombes Ulung Sampurna Jaya di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (21/7/2021).
Baca juga: Ikuti Pemerintah Pusat, Anies Terbitkan Kepgub PPKM Level 4, Berikut Rincian Ketentuannya
Massa aksi yang diamankan ini diduga menjadi perusuh saat unjuk rasa protes PPKM Darurat yang dilakukan mahasiswa, pedagang dan driver ojol. Selain itu, mereka juga sempat merusak fasilitas publik di sejumlah titik di Kota Bandung.
Dari total 150 orang yang diamankan itu, kata dia, rata-rata masih berstatus sebagai pelajar.
"Mahasiswa ada sembilan orang, SMA 35 orang, SMP enam orang dan lain-lainnya 34 orang. Lain-lainnya itu putus sekolah dan pengangguran," katanya.
Menurut Ulung, selain membuat ricuh, kelompok ini juga diamankan karena tidak menerapkan protokol kesehatan seperti tak memakai masker bahkan berkerumun.
"Kita bubarkan mereka karena mereka tidak mematuhi prokes, tidak memakai masker, menutup jalan sehingga terjadi kemacetan panjang, kemudian mereka melakukan perusakan," ucapnya.
Baca juga: Penampakan Sapi Raksasa Kurban Presiden Jokowi, Gubernur DKI Anies dan Wagub Riza Patria
Diduga Ditunggangi Kelompok Anarko
Dugaan kelompok berhaluan anarko menunggangi unjuk rasa menentang PPKM darurat itu dilihat dari pola unjuk rasa yang nyaris sama dengan unjuk rasa saat menentang pengesahan RUU KUH Pidana pada 2019 dan unjuk rasa menentang Omnibus Law pada 2020.
Saat itu, massa pengunjuk rasa digerakan oleh seruan aksi yang ditemukan di media sosial.
Kemudian, peserta unjuk rasa saat itu juga ada kehadiran pelajar SMA serta berpakaian hitam-hitam.
Para pemuda yang didominasi pelajar SMA ini mengaku mendapat ajakan turun aksi dari media sosial.
"Tahu dari media sosial ada aksi," ujar seorang pelajar SMA, yang enggan disebutkan namanya, di halaman Gedung Sate, Rabu (21/7/2021).