Puluhan Sapi dan Kerbau yang Mati Mendadak di Aceh Singkil Dibiarkan Membusuk Dimakan Belatung
Berdasarkan pantauan bangkai kerbau terlihat ada yang sudah membusuk tanda lama mati, ada yang masih gembung pertanda baru mati dalam hitungan hari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Serambi Indonesia Dede Rosadi
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Matinya puluhan hewan ternak kerbau dan sapi secara serentak membuat pemilik ternak di Aceh Singkil kewalahan menguburkannya.
Bangkai hewan itu dibiarkan bergelimpangan dan akhirnya membusuk dimakan belatung.
"Punya saya saja sapi 18 ekor yang mati.
Kalau sama kerbau milik warga lain yang lokasi kandangnya sama sudah 68 ekor," kata Nasran AB, penduduk Pulo Sarok, Singkil, yang hewan ternaknya mati, Senin (2/8/2021).
Hewan ternak milik Nasran digembalakan di kawasan Kuala Gabi.
Kawasan itu merupakan daratan yang dikelilingi air rawa dan laut.
Baca juga: Mengandung Cacing, 22 Kilogram Jeroan dan 7 Kilogram Hati Sapi Dimusnahkan, Disiram Cairan Kimia
Menuju lokasi harus naik perahu kecil.
Kemudian berjalan kaki masuk ke sela pohon cemara.
Berdasarkan pantauan bangkai kerbau terlihat ada yang sudah membusuk tanda lama mati.
Ada juga yang masih gembung pertanda baru mati dalam hitungan hari.
Bangkai hewan ternak itu berada di pinggir air serta di bawah pohon cemara yang memenuhi lokasi gembala.
"Kami terus terang kewalahan menguburkannya makanya ada yang dibiarkan.
Kami sendiri takut akibat tidak dikubur menjadi wabah lebih besar," ujar Nasran.
Menurut Nasran, dirinya serta pemilik ternak lain sudah memisahkan sisa kerbau dan lembu yang belum mati.
Dengan harapan segera datang petugas kesehatan hewan, melakukan pengobatan.
"Kami sudah lapor secara lisan, namun belum ada respon," sesal Nasran.
Terpisah Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Aceh Singkil, Kuatno membenarkan banyak hewan ternak mati mendadak.
"Berdasarkan data sementara untuk kerbau sudah 80 ekor.
Sementara sapi kami belum terima laporan," kata Kuatno.
Kuatno mengaku petugasnya kewalahan menangani kasus kematian kerbau dan sapi yang jumlahnya sangat banyak.
Sejauh ini pihaknya, fokus menangani hewan ternak yang belum mati dengan memberikan suntikan antibiotik.
Kuatno meminta pemilik hewan bersabar karena yang harus ditangani petugasnya banyak.
"Ini yang sedang kami tangani di Kampung Baru saja lebih 100 ekor," tukasnya.
Sementara terkait penyebab kematian berdasarkan diagnosa sementara tim dokter hewan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Aceh Singkil, akibat penyakit septicemia epizootica (SE) atau ngorok.
SE merupakan penyakit infeksi akut atau menahun pada sapi dan kerbau.
"Mati disebabkan SE," ujar Kuatno.
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Diserang Penyakit Ngorok, Puluhan Kerbau Mati Mendadak di Aceh Singkil
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.