Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasien Laporkan Perawat Diduga Dilecehkan Saat Jalani Perawatan di Puskesmas Tanete

ES melaporkan perawat tersebut di Kepolisian Sektor (Polsek) Bulukumpa, dengan nomor STPL /52/VII/2021/Sek Bulukumpa.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pasien Laporkan Perawat Diduga Dilecehkan Saat Jalani Perawatan di Puskesmas Tanete
Firki Arisandi/Tribun Timur
Pasien melaporkan oknum perawat yang bekerja di Puskesmas Tanete, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel). 

TRIBUNNEWS.COM, BULUKUMBA - Seorang gadis remaja di Puskesmas Tanete, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel) melaporkan oknum perawat di Puskesmas setempat.

Oknum perawat tersebut dilaporkan karena diduga melakukan tindakan pelecehan terhadap ES (17).

ES melaporkan perawat tersebut di Kepolisian Sektor (Polsek) Bulukumpa, dengan nomor STPL /52/VII/2021/Sek Bulukumpa.

Saat dikonfirmasi, Senin (9/8/2021), ES menceritakan dugaan tindak asusila itu dialami saat ia sedang menderita penyakit tifus.

Baca juga: Cabuli Bocah di Bawah Umur, Kakek Berusia 64 Tahun di Kaltim Diancam Hukuman 15 Tahun

Saat itu, ia dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Puskesmas Tanete, Minggu (8/8/2021) lalu.

"Waktu itu saya menjalani perawatan di Puskesmas Tanete di ruang IGD, sebelum kejadian saya ingin dipindahkan ke ruang rawat inap," beber ES.

Dalam kondisi lemas, korban mengaku ada seorang perawat lelaki yang hendak memindahkan dirinya ke ruangan rawat inap.

Berita Rekomendasi

Oknum perawat berinisial SL itu berusaha agar pasien masuk ke dalam ruang nifas.

Baca juga: Seorang Pria Cabuli Anak Tiri Selama 6 Tahun, Dilaporkan Istri Rudapaksa Korban di Barak Karyawan

Korban mengaku sempat menolak, lantaran korban menginginkan ruangan melati.

"Awalnya saya mau ditempatkan di ruangan melati, tapi itu perawat dia mau simpan saya di ruangan nifas, tapi saya tolak karena tidak ada orang," jelasnya.

Ia menduga dengan sengaja membawa korban ke ruang anggrek karena tidak ada pasien lain.

"Yang seharusnya saya di ruang melati, malah disimpan di ruang anggrek," ujarnya.

Awalnya ia mengaku tak menaruh curiga terhadap pelaku.

Baca juga: Kris Wu Sangkal Semua Tuduhan Pelecehan Gadis di Bawah Umur

Sehingga dirinya kemudian beristirahat dan menerima tempat yang disiapkan oleh oknum perawat itu.

Termasuk saat pelaku yang sengaja memadamkan lampu ruangan.

"Setelah dia padamkan lampu, malah tidur di sampingku, di situ dia memeluk lalu mencium.

Saya merasa takut dan berlari keluar meminta tolong, saya pinjam ponsel perawat lain untuk telepon suami saya," pungkasnya.

Belum ada tanggapan dari pihak Puskesmas Tanete terhadap laporan dugaan tindak asusila itu.

Oknum Guru Ngaji Rudapaksa Murid

Oknum guru mengaji yang rudapaksa muridnya di Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel) AN (45), ditetapkan sebagai tersangka.

Ia ditetapkan sebagai tersangka setelah penyidik Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Bulukumba mengantongi sejumlah bukti.

Termasuk telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, tersangka dan juga korban.

"Iya, kita sudah tetapkan sebagai tersangka," kata Kasat Reskrim Polres Bulukumba, AKP Bayu Wicaksono, Senin (14/6/2021).

Dari hasil pemeriksaan polisi, aksi pencabulan diduga dilakukan oleh tersangka di rumahnya.

Aksi tidak terpuji itu dilakukan saat tersangka mengajar para santri dengan cara berhadap-hadapan.

Ia memegang dan meraba bagian intim korbannya.

"Dia meraba dada, dan tanganya dimasukkan ke alat kelamin," tambah Bayu.

Hanya saja hingga saat ini, tersangka masih mengelak atas apa yang dituduhkan tersebut.

"AN beralasan hanya mengelus santrinya setelah memarahi," tambahnya.

Dalam kasus ini, kepolisian menerapkan pasal 82 junto pasal 76 E dan pasal 77 B, junto pasal 76 UU RI nomor 35, nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan ancaman 15 tahun penjara.

Pemerhati Perempuan dan Anak Bulukumba, Sitti Khadijah Budiawan mengatakan, jika kejadian ini sangat mencoreng dunia pendidikan.

Terutamanya pendidikan agama yang disuguhkan ke anak-anak sejak dini.

"Saya sangat menyangkan kejadian ini terjadi di dunia pendidikan agama. Padahal merupakan salah satu jalan untuk memperbaiki tatanan akhlak anak-anak kita," katanya.

Dengan adanya kejadian seperti ini, lanjut mantan ketua PMII Cabang Bulukumba itu, seakan memberikan sinyal kepada seluruh masyarakat, bahwa siapapun dan kapanpun kekerasan terhadap perempuan dan anak selalu membayangi.

Bahkan tempat anak anak menuntut ilmu agama sekalipun.

Ia berharap besar unit PPA Satreskrim Polres Bulukumba, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) serta pemerintah lebih gesit lagi melalukan edukasi hingga ke pelosok-pelosok desa.

"Di kejadian ini yang harus diperhatikan bukan hanya berapa lama tuntutan hukum untuk terduga pelaku, tetapi bagaimana mengobati trauma anak anak kita yang menjadi korban kekerasan seksual," pintanya.

Pasalnya banyak kejadian serupa hanya selesai pada tuntutan hukuman ke pelaku tanpa menghiraukan bagaimana mengobati trauma pada korban tersebut.

Sekadar diketahui, kasus pencabulan kepada santri oleh oknum guru mengaji tersebut terbongkar sepekan terakhir di Ramadan lalu.

AS yang merupakan korban yang masih berusia 9 tahun tak lagi mau pergi belajar baca tulis Alquran, padahal merupakan kegiatan yang dia sukai karena bisa berkumpul dengan teman-teman seusianya.

"Mamanya selalu paksa untuk pergi mengaji, tapi AS menangis menolak. Ternyata setelah saya tanya, selalu dicium dan dipegang kemaluannya oleh AN guru mengajinya," kata Salma, tante korban.

Tak hanya AS, ada beberapa anak muridnya yang mengaku mendapatkan perlakuan serupa.(Firki Arisandi)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Diduga Lecehkan Pasien, Oknum Perawat Puskesmas Tanete Bulukumba Dilapor ke Polisi

Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas