Banjir di Kabupaten Ngada NTT, Seorang Bocah Meninggal, Pasangan Suami Istri Hilang
Banjir badang yang mengalir dari Kaki Gunung Inerie di Kali Waesugi tiba-tiba mengalir dengan deras dan menghanyutkan sejumlah rumah warga.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Jerebuu, Kabupaten Ngada dan sekitarnya pada Jumat (3/9/2021) sore hingga malam hari mengakibatkan banjir di Kampung Malapedho, Desa Inerie.
Akibatnya, sebanyak lima rumah warga tertimbun lumpur.
Banjir yang mengalir di kali Waesugi tersebut menyebabkan tiga dapur dan dua rumah induk rusak berat.
Selain kerugian material, banjir bandang yang mengalir dari kaki Gunung Inerie tersebut juga menelan korban jiwa.
Satu orang bocah perempuan berumur sekitar 4 tahun dilaporkan meninggal dunia.
Bocah tersebut diketahui bernama Mikla Tuna.
Selain itu, pasangan suami istri Mikael Jeko (40) dan istrinya Maria Goreti Dhiu (38) sampai saat ini belum ditemukan.
Sementara itu, korban lainnya bernama Neymar Gaya berumur 7 tahun mengalami luka berat. Kakak kandung dari korban Milka Tuna mengalami patah kaki.
Baca juga: Lima Desa di Tanggamus Terdampak Banjir, Dua Rumah Warga Rusak Berat
Kepala Desa Inerie, Benediktus Milo, kepada Pos Kupang, Sabtu 4 September 2021 membenarkan peristiwa itu.
Benediktus mengatakan, kejadian bermula ketika hujan mengguyur di wilayah tersebut pada hari Jumat 3 September 2021 sekira pukul 18.00 sampai dengan 22.30 Wita.
Banjir badang yang mengalir dari Kaki Gunung Inerie di Kali Waesugi tiba-tiba mengalir dengan deras dan menghanyutkan sejumlah rumah warga.
"Akibatnya dapur ada tiga unit rusak berat, dan dua unit rumah besar (satu rumah permanen dan satu rumah naja) juga rusak berat," jelas Benediktus.
Benediktus menjelaskan, bencana alam tersebut juga menelan korban jiwa. Sebab satu orang bocah yang diketahui bernama Milka Tuna meninggal dunia.