Heboh Ribuan Burung Pipit Mati Mendadak di Bali, Dikubur Warga hingga Dilakukan Upacara Kecil
Warga di Gianyar, Bali dihebohkan dengan fenomena ribuan burung pipit mati mendadak.
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Meskipun burung pipit ini tidak masuk dalam satwa yang dilindungi, pihaknya memberikan perhatian serius terhadap penyebab matinya burung ini.
Sebab ini merupakan fenomena yang baru pertama kali diketahui pihaknya.
"Ini sudah masuk dalam kategori fenomena, jadi kita berikan perhatian serius walaupun jenis burung ini tidak masuk dalam satwa yang dilindungi."
"Ini juga untuk menjawab asumsi-asumsi masyarakat terhadap penyebab matinya ribuan burung ini. Sebab banyak yang berasumsi ini mati karena diracun, kita akan cari penyebab pastinya," ujarnya.
Kadus Banjar Sema, Wayan Ari Pertama saat ditemui di lokasi mengatakan, ribuan burung pipit tersebut telah dikubur sesuai kesepakatan tetua banjar.
Di mana sebelumnya, pihaknya berencana untuk membakar bangkai burung tersebut, namun karena tetua melarangnya dan meminta untuk dikubur.
Maka pada Kamis sore masyarakat, pemuda dan tokoh adat bergotong-royong membuat liang lalu menguburkan burung yang mati.
Bahkan proses pemakaman burung ini tidak dilakukan sembarangan, tetapi pihaknya juga menggelar prosesi upacara kecil ala Hindu Bali.
"Kemarin sudah dikuburkan, rencananya mau dibakar tapi tidak dikasi oleh jro mangku, akhirnya dikubur. Sempat juga kami buatkan upacara kecil. Karena saking banyaknya, maka masih ada beberapa yang tercecer tidak sempat dikuburkan," ujarnya.
Ari mengungkapkan, di areal pemakaman ini dihuni oleh dua jenis burung.
Namun mereka hingga di pohon yang berbeda.
Baca juga: Usai Hujan Ribuan Burung Gereja Jatuh ke Tanah di Blahbatuh Gianyar, Ini Pemicunya
Baca juga: VIRAL Video Titip Sandal untuk Antre Vaksin di Jakarta Selatan, Mengular hingga Keluar Gang
Yakni, pohon asem ditinggali burung pipit dan pohon kepah ditinggali burung sangsiah.
Di mana yang mati ini semuanya adalah burung yang tinggal di pohon asem.
Hal tersebut dikarena daun pohon asem relatif jarang dan kecil, sehingga tidak sanggup melindungi burung dari guyuran hujan lebat yang terjadi selama lima jam.