Kronologi Pesawat Rimbun Air Jatuh di Intan Jaya, Bawa Bahan Bangunan dan 3 Awak
Inilah kronologi hilangnya jatuhnya pesawat Rimbun Air yang jatuh di Kabupaten Intan Jaya, Papua. Bawa bahan bangunan dan tiga awak.
Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah mengonfirmasi jatuhnya pesawat Rimbun Air cargo seri Twin Other 300 PK-OTW di Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Pesawat tersebut semula hilang kontak pada Rabu (15/9/2021) pukul 07.37 WIT hari ini.
"Kami memperoleh informasi pada Rabu, 15 September 2021 pukul 07.37 WIT, telah terjadi hilang kontak pesawat Rimbun Air PK-OTW di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya," ungkap Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati, Rabu (15/9/2021).
Dikutip dari Kompas.com, kronologis awal hilangnya kontak dari pesawat Rimbun Air yakni pada pukul 06.40 WIT, pesawat take-off dari Kabupaten Nabire menuju Kabupaten Intan Jaya.
Pesawat tersebut membawa kargo yang berisikan bahan bangunan.
Kemudian pada pukul 07.30 WIT, Airnav Sugapa melakukan komunikasi terakhir dengan pilot sebelum hilang kontak.
Terdapat tiga kru di dalam pesawat tersebut yang terdiri dari:
- Mirza sebagai pilot
- Fajar sebagai kopilot
- Iswahyudi sebagai teknisi
Sementara itu, dikutip dari Tribun Papua, pesawat dinyatakan jatuh dalam penerbangan tanpa penumpang menuju Intan Jaya.
Dilansir Tribunnews.com, Rimbun Air merupakan maskapai yang melayani pengiriman kargo yang berbasis di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.
Dalam operasional layanan penerbangan kargo, Rimbun Air menggunakan pesawat DHC seri 6 untuk melakukan penerbangan kargo di seluruh wilayah Papua.
Selain itu, maskapai tersebut juga memiliki pesawat Boeing 737-300 Freighter dengan nomor registrasi PK-OTK.
Pesawat ini ditujukan untuk layanan penerbangan kargo, baik domestik maupun internasional yang dilayani oleh Rimbun Air.
PT Rimbun Abadi Aviasi atau Rimbun Air sudah berdiri sejak 2018 lalu.
Perusahaan penerbangan ini menggunakan Pesawat DHC 6 – 400 Twin Otter sebagai alat produksinya.
Kemudian maskapai ini memiliki 15 unit pesawat DHC 6 – 400 Twin Otter, dengan fokus operasional di wilayah Pulau Kalimantan dan Pulau Papua.
(Tribunnews.com/Retri)