Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Proyek Tol Yogyakarta Solo-Yogyakarta Bawen di Klaten dan Sleman, Sebagian Mulai Bersihkan Lahan

Di Sleman sebagian warga terdampak saat ini sudah merobohkan bangunan rumah, sementara lahan persawahan juga mulai dibersihkan

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Proyek Tol Yogyakarta Solo-Yogyakarta Bawen di Klaten dan Sleman, Sebagian Mulai Bersihkan Lahan
skyscrapercity.com
Rencana pembangunan tol Yogyakarta Solo Semarang 

TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Sebanyak 16 desa yang tanah kas desanya (TKD) ikut diterjang pembangunan Tol Yogyakarta Solo di Klaten dan tersebar di di tiga kecamatan yakni, Kecamatan Delanggu, Polanharjo dan Kebonarum.

"Yang sudah diumumkan itu Delanggu, Polanharjo dan Karanganom, dari tiga kecamatan ini ada 16 desa yang TKD-nya kena tol," ucap Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermasdes) Kabupaten Klaten, Jaka Purwanto saat ditemui awak media, Rabu (15/9/2021).

Dari 16 desa itu, baru TKD di Desa Mendak Kecamatan Delanggu yang mendapat persetujuan dari Gubernur Jawa Tengah untuk menerima ganti rugi.

"Sudah ada satu desa yang mendapat izin dari gubernur yaitu Desa Mendak.

Kalau desa yang lain baru selesai Musdes 1," ucap dia.

Menurutnya, Musyawarah Desa (Musdes) 1 itu merupakan rapat perangkat desa untuk menyetujui pelepasan tanah kas desa yang diterjang tol Yogyakarta-Solo.

"Selain itu juga membentuk panitia pencari tanah pengganti.

Berita Rekomendasi

Nanti kalau selesai baru lanjut ke Musdes 2 yang rapatnya menyepakati tanah penggantinya ini dan nilainya berapa. Setelah itu diajukan ke bupati dan baru ke gubernur untuk pelepasan haknya," jelasnya.

Baca juga: Palapa Ring Integrasi Wujudkan Tol Langit

Untuk Klaten, kata Jaka, terdapat 49 desa yang TKD-nya ikut diterjang Proyek Trans Jawa itu.

Adapun total desa yang dilalui oleh tol Yogyakarta-Solo di Klaten berjumlah 51 desa kelurahan.

"Total di Klaten ada 49 tanah kas desa.

Luasannya yang kena sekitar 400 bidang tanah, ini sedang proses ya," imbuhnya.

Menurut Jaka, nantinya para perangkat desa diharapkan mencari TKD pengganti masih berada di dalam desa setempat.

"Tanah kas desa pengganti ini kalau dapat di dalam desa mereka, jangan di luar desa.

Kalau tidak tanah lagi ya bisa di luar desa yang berbatasan dengan desanya atau yang berbatasan dengan kecamatan," jelasnya.

Diakui Jaka, saat ini selain Desa Mendak, sejumlah desa lainnya juga sedang melaksanakan proses pengajuan untuk penggantian TKD-nya.

"Ini selanjutnya menyusul TKD di Desa Wunut, Kecamatan Tulung sudah pemberkasan kami, lalu Sidomulyo Delanggu, dan menyusul beberapa lainnya, " ungkap dia.

Sementara itu, Kepala Desa Wunut, Kecamatan Tulung, Iwan Sulistya Setiawan membenarkan jika TKD yang ia pimpin ikut diterjang tol.

"Iya, TKD kami yang berada di Desa Sidoharjo ikut kena Tol Yogyakarta Solo. Itu ada satu bidang seluas sekitar 1.088 meter persegi," jelasnya.

Menurutnya, pihaknya saat ini sudah mencarikan tanah pengganti TKD tersebut yang berada di Desa Wunut. "Kita cari gantinya di Desa Wunut langsung," imbuhnya.

Wilayah Sleman

Proyek pembangunan jalan Tol Yogyakarta Solo, maupunTol Yogyakarta-Bawen terus berlanjut. Setelah uang ganti rugi dibayarkan, kini mulai melakukan pembersihan lahan (land clearing).

Sebagian warga terdampak, saat ini sudah merobohkan bangunan rumah. Lahan persawahan juga mulai dibersihkan.

Pantauan Tribun Jogja, Minggu (12/9/2021), di Padukuhan Kadirojo 2, Purwomartani, Kalasan, sejumlah rumah mulai dirobohkan dan ditinggalkan.

Begitu juga di padukuhan sebelahnya, yaitu Temanggal 2, sejumlah rumah dan lahan persawahan telah dibersihkan dan diratakan.

Lahan yang dibersihkan itu, sebagian adalah lahan garapan warga padukuhan Temanggal 1.

Lokasi kedua padukuhan ini memang bersebelahan, dan sama-sama terdampak pembangunan Tol Yogyakarta Solo.

Baca juga: Menpora Amali Tegaskan Persiapan PON Papua Berjalan Baik: Tinggal Sedikit yang Harus Dibenahi

"Di padukuhan Temanggal 1, yang terdampak tol, ada 111 bidang. Mayoritas pemukiman dan ladang," kata Kepala Padukuhan Temanggal 1, Sugiharto, mengawali cerita, kala ditemui Tribun Jogja.

Ada sembilan P

adukuhan di Kalurahan Purwomartani, Kapanewon Kalasan ini yang terdampak dalam proyek pembangunan jalan Tol Yogyakarta Solo

Mayoritas warga terdampak (di Padukuhan Kadirojo 2 dan Temanggal 2), telah menerima uang ganti rugi.

Karenanya, lahan dan rumah sekarang mulai dibersihkan. Sementara di Padukuhan Temanggal 1, warga sekarang masih menunggu penyelesaian proses ganti rugi.

Sugiharta mengatakan, di wilayah Temanggal 1, ada 32 rumah warga yang terdampak jalan tol. Rumah tersebut paling banyak berada di RT 5 dan sebagian kecil ada di RT 4.

Kebanyakan rumah warga yang terdampak adalah bangunan lama namun telah direnovasi menjadi bangunan baru.

Ia tidak menampik, sebagian warga awalnya memang ada yang sedikit kecewa dengan proyek jalan tol.

"Warga kami tidak menolak. Tapi minta dihargai. Ingin uang ganti rugi jalan tol di atas harga pasar, agar bisa membeli tanah kembali," ujar Sugiharta yang juga sebagai satgas B dalam proyek pembangunan jalan tol Jogja - Solo.

Proses pemberkasan menurutnya telah selesai, dan warga kini tinggal menunggu uang ganti rugi.

Warga terdampak yang sudah membongkar bangunan dan rumah juga ada di Padukuhan Sanggrahan, Tirtoadi, Mlati.

Sebagaimana diketahui, wilayah padukuhan ini menjadi titik pertemuan Tol Yogyakarta Solo dan Tol Yogyakarta Bawen.

Baca juga: Warga Gamping Sleman Tewas Saat Berkendara di Sekitar Pojok Beteng Timur

Titik pertemuan berada di tengah pemukiman.

Alhasil, hampir lima puluh persen rumah warga tergerus.

"Sebagian rumah, sekarang sudah ada yang dibongkar," kata Heky Prihantoro, Jogoboyo (Kasi Pemerintahan) Kalurahan Tirtoadi, sekaligus menjabat Plt. Dukuh Sanggrahan.

Ada sekira 344 bidang di Kalurahan Tirtoadi yang terdampak pembangunan jalan tol Jogja- Bawen.

Uang ganti rugi hampir 98 persen telah dibayarkan. Karenanya, sebagian warga sudah mulai merobohkan rumahnya, kemudian membangun kembali. Mayoritas warga pindah ke sebelah kampung atau tak jauh dari lokasi semula. Satu di antaranya, adalah Arif Ikhsan Nur Fitri, warga Pundong IV.

Setelah rumah dan pekarangannya tergerus tol, Ia memilih membelanjakan uang Rp 2,5 miliar dari ganti rugi tol untuk kembali membeli tanah dan membangun rumah.

Menurut dia, sebagai warga terdampak pembangunan tol tidak lantas bahagia.

Perasaannya campur aduk. Memang benar memiliki uang ganti rugi cukup banyak.

Namun baginya ada hal yang tidak bisa dinominalkan dengan materi. Yaitu, sejarah dan kenangan.

"Di rumah ini, saya punya banyak kenangan. Saya kecil dan besar di sini.

Nantinya, akan berubah menjadi jalan tol," ucap dia. (Tribunjogja.com/Mur/Rif)

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Kabar Proyek Tol Yogyakarta Solo-Yogyakarta Bawen Wilayah Klaten dan Sleman

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas