Polda Jateng Bongkar Perdagangan Anak Berkedok Kos-kosan
Polda Jateng sukses membongkar sebuah kos-kosan yang dijadikan lokalisasi pelacuran dengan korban anak di bawah umur. Karaoke dijadikan kamuflase.
Editor: cecep burdansyah
Singkat cerita, Ririn berhasil kabur dari mess tersebut. Kemudian beberapa mingggu kerja di Kalimantan untuk mengganti semua fasilitas yang telah dia terima sebelumnya.
"Saya harus kerja bagaimana caranya, supaya hutang saya kepada teman bisa lunas dahulu. Kalau bisa saya punya tabungan, sehingga ketika pulang ke rumah ada yang bisa saya bawa," tambahnya.
Korban jadi agen
Pendidikan, pemenuhan hak kesehatan, dan pengasuhan anak yang baik tidak bisa lagi ditawar oleh orangtua. Karena ketiga elemen tersebut harus ada di dalam sebuah keluarga, untuk mencegah terjadinya praktik-praktik perdagangan anak.
Ai Maryati Solihah, anggota KPAI bidang Trafficking dan Eksploitasi, mengatakan, untuk mencegah munculnya korban baru dalam perdagangan anak, pihak orangtua atau keluarga harus mendidik anak dengan benar. Memberikan pendidikan akhlak dan pendidikan alat reproduksi juga penting bagi anak.
"Membahas organ reproduksi kepada anak jangan dianggap tabu. Membiarkan anak belajar sendiri juga kurang tepat. Lebih baik dijelaskan terkait dampak risiko yang ditimbulkan jika melakukan hubungan seks di luar nikah," ujarnya.
Ai seringkali menemukan korban perdagangan orang, berasal dari keluarga yang cenderung membiarkan anaknya. Tidak memberikan hak pendidikan, maupun cara pengasuhan yang baik lainnya.
"Keluarga yang seperti itulah yang akan membuka celah untuk anak bermigrasi. Memiliki pemikiran dalam otaknya hanya uang dan kesenangan. Tanpa mempedulikan kesehatannya," jelasnya.
Sebab menurut Ai, anak-anak masih belum memiliki kapasitas untuk bekerja. Cara berpikiranya pun cenderung hanya ingin mencari kepuasan pribadi. Anak-anak yang rentan seperti ini, akan dimanfaatkan oleh pelaku untuk dibujuk maupun dipaksa menjadi pekerja yang seharusnya tidak dilakukan.
"Jika pelaku sudah merekrut satu korban. Korban itu nantinya akan menjadi agen. Dia akan mengetahui orang-orang seperti apa yang pantas untuk diajak bekerja di sebuah diskotik, tempat karaoke, maupun tempat prostitusi. Tentu dengan iming-iming sejumlah uang yang bisa merubah kehidupannya," paparnya. (afn/fba/mzk/dro)
Baca juga: Praktik Perdagangan Orang Masih Terus Terjadi, Begini Tanggapan Mahfud MD
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.