Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Satu Keluarga di Jember Tinggal di Poskamling, Berdinding Kain & Tidur Beralas Kardus, Ini Kisahnya

Satu keluarga di Kabupaten Jember tinggal di Poskamling, tidur beralaskan kardus dan berdinding kain.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Satu Keluarga di Jember Tinggal di Poskamling, Berdinding Kain & Tidur Beralas Kardus, Ini Kisahnya
Kompas.com/Bagus Supriadi
Poskamling yang menjadi tempat tinggal dua anak di Jember karena tidak memiliki rumah (Kompas.com/Bagus Supriadi) 

TRIBUNNEWS.COM - Nasib pilu dialami satu keluarga di Kelurahan Baratan, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Mereka terpaksa tinggal di Poskamling karena sudah tidak menemukan tempat tinggal lagi.

Satu keluarga tersebut terdiri dari seorang ayah, M Solehuddin (32) dan dua putrinya, Zahra Fitriani (9) serta Salsabila Putri Aini (8).

Mereka sudah hampir setahun tinggal di Poskamling yang terbuat dari bambu, beratapkan banner bekas dan tanpa dinding tersebut.

Kemiskinan menjadi penyebab utama mereka harus tinggal di tempat tersebut.

"Karena memang tidak punya tempat tinggal sendiri, uang untuk mengontrak rumah tidak ada."

"Terus Poskamling ini juga lama tidak dipakai oleh warga, akhirnya saya pakai sama anak-anak," kata Soleh, Selasa (5/10/2021), seperti dilansir Surya.

Berita Rekomendasi

Untuk tidur, Soleh memberi lantai bambu Poskamling dengan alas dari kardus dan karpet.

Baca juga: Warga Jember yang Tinggal di Poskamling Karena Tidak Punya Rumah Kaget Didatangi Polisi dan Tentara

Baca juga: Viral Uang Ratusan Ribu Milik Seorang Nenek Rusak Dimakan Tikus di Lubuklinggau, Berikut Ceritanya

Sementara di sisi kanan dan kiri depan ditutupi kain sebagai kelambu.

Di bagian belakang Poskamling itu menempel di rumah warga.

Dari situ, ia bisa mendapatkan aliran listrik.

Untuk memasak, Soleh menggunakan tungku yang dibuat di pekarangan Poskamling.


"Kalau waktu hujan ya beli, kadang anak-anak (makan) dikasih tetangga," ucapnya.

Sementara untuk mandi, ia dan anak-anaknya memakai sebuah pemandian yang airnya dialirkan dari sebuah tempat usaha di dekatnya.

Terkadang mereka mandi di sungai.

Sehari-hari, Soleh bekerja serabutan, kalau ada pekerjaan di bangunan ia menjadi kuli.

Namun, jika tidak ada pekerjaan, Soleh membuat layang-layang untuk dijual agar tetap bisa makan.

Dipindahkan sementara

Satu keluarga yang tinggal di Poskamling akhirnya dipindahkan pada Selasa (5/10/2021).

Pemindahan dilakukan setelah pihak Muspika Kecamatan Patrang bersama anggota DPRD Jember David Handoko Seto mendatangi Poskamling tersebut.

Ketiganya dipindahkan ke Rumah Indah Sehat (RIS) milik KH Ayub Saifur Rizal.

Namun, kedua anak Soleh justru menangis karena tidak betah tinggal di tempat tersebut.

Akhirnya, berdasarkan hasil koordinasi dengan Muspika Patrang, keluarga itu dipindah kembali ke salah satu rumah warga di Kelurahan Baratan yang siap menampung.

Rumah tersebut diklaim layak untuk ditempati oleh keluarga Soleh.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Sosial Jember Widy Prasetyo.

M Solehuddin membersihkan Poskamling di Jember yang selama hampir setahun terakhir menjadi tempat tinggalnya, Selasa (5/10/2021).
M Solehuddin membersihkan Poskamling di Jember yang selama hampir setahun terakhir menjadi tempat tinggalnya, Selasa (5/10/2021). (TRIBUNMADURA.COM/SRI WAHYUNIK)

"Kami pastikan yang bersangkutan dipindah ke tempat yang layak."

"Saya juga pastikan kebutuhan dasar selama 30 hari ke depan tercukupi," kata Widy kepada Kompas.com via telepon, Selasa.

Selain itu, Widy juga menjamin kesehatan Soleh dan dua anaknya dengan didaftarkan dalam BPJS Kesehatan yang ditanggung oleh pemerintah daerah.

"Jangka panjangnya, jangan sampai pendidikan kedua anaknya terlantar," jelasnya.

Baca juga: Kisah Guru Honorer di Tangerang Nyambi Jadi Manusia Robot Demi Penuhi Kebutuhan Rumah Tangga

Apabila sudah mendapatkan tanah yang bisa ditempati, kata dia, akan diusulkan dan dibangunkan rumah layak huni.

Setelah itu, pihaknya juga akan mencarikan sekolah untuk kedua anak Soleh.

Dijelaskan Widy, keluarga tersebut tidak terdaftar dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).

Sehingga mereka tidak pernah mendapatkan bantuan sosial, baik dari program keluarga harapan (PKH) maupun lainnya.

"Ke depan prosesnya harus dimasukkan dulu data mereka ke DTKS, kalau sudah masuk berpotensi mendapatkan bantuan," sambungnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Tak Tersentuh Bantuan, Warga Jember Ajak Dua Putrinya Tempati Poskamling; Kadang Mandi di Sungai

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Surya.co.id/Sri Wahyunik, Kompas.com/Bagus Supriadi)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas