Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sepekan Sebelum Meninggal, Kafka Sempat Video Call Orang Tua Sampaikan Keinginannya untuk Pulang

Sebelum meninggal, Kafka video call dengan ayah, ibu, kakak dan adiknya. Dia mengatakan keinginannya untuk pulang ke rumah.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Sepekan Sebelum Meninggal, Kafka Sempat Video Call Orang Tua Sampaikan Keinginannya untuk Pulang
andri m dani/tribun jabar
Proses evakuasi korban susur sungai di Sungai Cileuer, Ciamis, Jumat (15/10/2021). Sebanyak 11 orang meninggal dalam kegiatan susur sungai ini. 

Namun, warga tak tahu apakah kejadian tersebut hanya fenomena alam terkait arus sungai maupun hal lainnya.

Di sisi lain, Maman dan masyarakat setempat pun sempat melarang para siswa berkegiatan di pinggir sungai.

Namun, siswa dan guru tetap melakukan susur sungai.

Tak berselang lama, ada beberapa siswa yang tenggelam sampai harus dievakuasi tim SAR gabungan karena terbawa arus pusaran air di bawah muara tersebut.

"Habis Jumat saya langsung ke kolam ikan ke saung sini. Mereka sudah ada di seberang sungai sedang pada ngumpul. Tak lama kejadian langsung," kata Maman.

Kepolisian Resor Ciamis, Jawa Barat, menyelidiki dugaan tindak pidana dalam kasus tewasnya 11 siswa MTs Harapan Baru Ciamis yang terbawa arus Sungai Cileueur di Kecamatan Cijeungjing.

Baca juga: Tragedi Susur Sungai di Ciamis, DPR Soroti Faktor Keselamatan hingga Izin Orang Tua 

Polisi mencari tahu, apakah ada kelalaian saat kegiatan Pramuka yang dilakukan dengan susur sungai.

BERITA REKOMENDASI

"Entah itu awalnya kelalaian atau bagaimana, yang pasti kami akan profesional dalam melakukan pemeriksaan ini. Kami juga proporsional," kata Kepala Kepolisian Resor Ciamis AKBP Wahyu Broto Narsono.

Wahyu menuturkan, kepolisian sudah melakukan olah tempat kejadian perkara di lokasi kegiatan susur sungai yang dilakukan para siswa MTs Harapan Baru.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, kedalaman sungai saat siswa menyeberang hanya 70 sentimeter. Namun di titik lain, tempat ditemukannya siswa yang tewas, kedalamannya sekitar 2 meter.

Kepolisian, juga sudah memeriksa empat orang saksi yang berada di lokasi kejadian.

Sementara pemeriksaan terhadap pihak sekolah belum dilakukan, karena masih berduka.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, merangkul ayah korban Muhammad Kafka Firmansyah, Sabtu (16/10/2021).
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, merangkul ayah korban Muhammad Kafka Firmansyah, Sabtu (16/10/2021). (TribunJakarta/Dwi Putra Kesuma)

"Kami melakukan pemeriksaan baru empat," kata Wahyu.

Wahyu mengatakan, hasil penyelidikan sementara, polisi tidak menemukan peralatan atau kelengkapan alat keselamatan untuk menyeberangi sungai, seperti tali dan pelampung.

Wahyu mengatakan, insiden itu seharusnya bisa dicegah apabila tindakan pencegahan seperti penyediaan alat keselamatan terpenuhi.

"Kami akan menelusuri kenapa hal ini bisa sampai terjadi, kenapa hal ini tidak bisa dicegah pada saat itu, di mana saat itu ada beberapa hal yang bisa dicegah," kata dia.

Wahyu mengatakan, saat menyeberangi sungai itu, para peserta susur sungai hanya bergandengan tangan. Sementara, kondisi batu di sungai tersebut sangat licin.

"Tidak ada yang mengharapkan ini terjadi, tidak siapa pun ingin ini terjadi. Entah itu awalnya kelalaian atau bagaimana," kata Wahyu.(Tribun Network/dwi/kps/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas