Sebulan Berlalu, Kasus Nenek 72 Tahun Disiksa dan Ditodong Badik di Kendari Belum Terungkap
Sebulan berlalu keluarga kecewa lambatnya penanganan kasus penganiayaan yang dialami Nenek Yuria di Kendari yang dibanting, diinjak oleh OTK.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, KENDARI - Seorang nenek berusia 72 tahun bernama Yuria disiksa orang tak dikenal (OTK), Minggu (12/9/2021) sekira pukul 03.00 Wita di Kendari.
Lansia malang itu dibanting, diinjak bahkan diancam badik karena mempertahankan tanahnya.
Peristiwa itu terjadi di Jl Brigjen M Yunus, Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Nenek Yurina pun sempat dilarikan ke rumah sakit karena tindak kekerasan tersebut, bersama anaknya ia juga melaporkan kasus ini ke Polres Kendari.
Namun, korban mengeluhkan kinerja polisi yang lamban, sebab, sudah sebulan kasus ini dilaporkan, pelaku belum kunjung ditangkap.
Baca juga: Kantornya Digerebek Polda Jatim, Bos Besar Otak Penyedia Debt Collector Pinjol Kabur ke Luar Negeri
Baca juga: Kosan di Cengkareng Jadi Sarang Pinjol Ilegal, Nasabah Bakal Disantet, 4 Debt Collector Diamankan
Anak korban Sylsiani Mursalim (41) menceritakan, saat itu pihaknya mendapat informasi adanya puluhan orang tak dikenal memasang pagar di lahan milik ibunya.
Mereka lantas datang ke lahan yang sudah dipagari menggunakan seng tersebut, sekira pukul 03.00 Wita.
"Kami datang, beberapa orang yang menyewa lahan kami membantu merobohkan, makanya mereka (OTK) emosi," kata Sylsiani saat ditemui di Kandari, Senin (25/10/2021).
Menurut wanita yang berprofesi sebagai dokter gigi ini, puluhan pria tak dikenal itu merupakan suruhan seseorang yang pernah bersengketa lahan dengan keluarganya.
Namun, lahan akan dipagari puluhan pria itu tak berkaitan atau berada di luar objek sengketa.
Sehingga, sang ibu keberatan dengan pemagaran lahan yang selama ini disewakan sebagai tempat berjualan.
Minggu dini hari itu pun, nenek Yurina mencoba merobohkan pagar seng yang telah didirikan tersebut.
Tapi upaya itu mendapat perlawanan baik secara verbal maupun non verbal terhadap nenek Yurina dan Sylsiani.
Namun, Sylsiani Mursalim berhasil merekam aksi kekerasan itu termasuk wajah para pelaku dalam bentuk video.