Potret Difabelpreneur Sriekandi Patra Boyolali, Goresan Batik Tulis Jadi Tumpuan untuk Merajut Asa
Sejumlah penyandang disabilitas di Sanggar Inspirasi Karya Inovasi Difabel (Sriekandi) Patra Boyolali membuat karya batik tulis bernilai ekonomi.
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Miftah
Melalui Sriekandi Patra ini, Wawan dapat terfasilitasi dalam melakukan aktivitas membatik.
Kini, ia merasa senang karena dapat membatik dan memiliki pengalaman bersama rekannya di Sriekandi Putra.
"Senang dapat pengalaman banyak ketemu teman-teman."
"Dulu belum bisa membatik, sekarang tahu karena pernah mendapatkan pelatihan membatik, terus mengerti tekniknya," tutur warga Dusun Kongklangan, Desa Tawangsari, Kecataman Teras, Kabupaten Boyolali ini.
Setelah mengetahui bagaimana cara membatik, khususnya batik tulis, Wawan pun jatuh hati.
Cita-cita yang semula ingin menjadi pemain bulu tangkis mulai berubah.
"Cita-citanya dulu pemain badminton, tetapi sekarang ingin fokus membatik saja. Saya sudah senang dan ada pengalaman juga," katanya.
Kini, Wawan bisa membatik secara mandiri dan menghasilkan karya yang tak hanya berguna bagi dirinya, namun juga kelompoknya.
Di sela-sela membatiknya, Wawan mengungkapkan harapannya terhadap Sriekandi Boyolali.
"Dia ingin agar dirinya bisa bermanfaat bagi orang lain dan bisa membawa nama Sriekandi Patra ke kancah yang lebih luas," ucapnya.
Baca juga: Kemenperin Berencana Kembangkan Sentra Olahan Porang
Tak hanya Wawan, ada juga Lestari yang juga penyandang disabilitas.
Lestari atau yang sering dipanggil Tari memiliki keterbatasan berjalan seperti orang pada umumnya.
Meski demikian, perempuan berusia 53 ini tetap semangat menjalankan hidupnya.
Ia bergabung di Sanggar Inspirasi Karya Inovasi Difabel (Sriekandi) Patra Boyolali.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.