Cerita Mantan Kades di Pati Cabut Ratusan Tiang Lampu Penerangan Desa, Sakit Hati Dituduh Korupsi
Aksi seorang mantan kepala desa (kades) di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menjadi bahan perbincangan. Pria bernama Sulhan itu mencabut 125 tiang lampu.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Inza Maliana
"Sebenarnya saya sudah utus perangkat untuk mendatangi Pak Sulhan, tapi belum ada kabar," pungkas Sutaji, dikutip dari Kompas.com, Kamis (4/11/2021).
Baca juga: Kurang Sejahtera, Para Kades di Sumatera Utara Minta Naik Gaji
Klarifikasi Sulhan
Sulhan akhirnya angkat bicara terkait aksinya itu.
Dia memastikan, pencabutan tiang lampu tersebut bukan karena kalah dia dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Guwo, pada April 2021 lalu.
Sulhan mengatakan, awalnya dia tidak ingin mencabut kembali ratusan tiang lampu jalan yang ia pasang secara bertahap saat ia masih menjabat sebagai kepala desa.
"Kalau terkait Pilkades saya sudah legawa. Saya bahkan juga minta para pendukung saya untuk ikhlas dan legawa," ujar Sulhan.
Baca juga: Ritual Celana Dalam Buang Sial di Gunung Sanggabuana Karawang, Kades, MUI, Dinas Pariwisata Bersuara
Dituduh Korupsi
Sulhan melanjutkan, dia kemudian merasa sakit hati karena seusai Pilkades, kubu lawan masih terus menyudutkannya.
Bahkan sampai menuduhnya korupsi Dana Desa.
"Saya juga dibilang tidak punya sumbangsih apa-apa untuk desa selama 12 tahun menjabat. Padahal pemasangan tiang lampu itu seluruhnya pakai dana pribadi saya. Akhirnya saya tidak kuat, kesabaran saya habis," kata dia.
"Saya sebetulnya kasihan sama warga, tapi saya punya hati nurani merasa diusik karena tudingan-tudingan dari kubu kepala desa yang sekarang," tambah Sulhan.
Baca juga: Eks Kades di Serang Terjerat Korupsi, Pakai Duit Rp 552 Juta untuk Nikah dan Investasi Berbau Mistis
Sulhan menuturkan, sebetulnya dia sempat menunggu iktikad baik dari kepala desa yang saat ini menjabat untuk menyelesaikan masalah secara baik-baik.
"Awalnya saya ingin menyelesaikan masalah ini baik-baik. Pak Kapolsek sudah ajak Pak Sutaji (kepala Desa Guwo) berembuk di rumah saya, tapi yang bersangkutan tidak hadir."
"Terus, katanya, saya diundang musyawarah di balai desa, tapi nyatanya undangannya tidak ada," papar dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.