Mitos Turun Pangkat Pejabat yang Berkunjung ke Dusun Poro Wonogiri, Begini Cerita Aslinya
Dari beberapa warga yang ditemui menyebutkan jika ada seorang pejabat pergi datang bakal berjurung kesialan.
Editor: Erik S
Memang penggunaan kayu jati masih diperbolehkan bila untuk gagang sabit maupun cangkul dan kayu bakar.
Kadang ada warga yang lupa dan menyelipkan sabit bergagang jati itu di bagian rumah, sehingga banyak yang mengalami kejadian itu.
"Tapi bagusnya, bila ada orang yang tidak suka dengan saya misalnya, dan misalnya pasang pagar di rumah saya pakai kayu jati, yang celaka orang yang masang itu," ujarnya.
Asal-usul Pantangan
Sekilas tak ada yang berbeda dengan aktivitas warga di Dusun Poro, Desa Tlogosari, Kecamatan Giritontro, Kabupaten Wonogiri.
Masyarakat beraktivitas seperti halnya di tempat-tempat lain.
Ada yang berkebun, mencari pakan ternak dan berkegiatan lain.
Namun ada yang menarik, masyarakat di sana tidak ada satupun yang menggunakan kayu jati untuk bangunan rumah karena suatu hal.
Bahkan untuk menemukan pohon jati di sana pun sangatlah sulit, berbeda dengan dusun disekitarnya yang banyak tumbuh pohon jati.
Wakino, tokoh masyarakat setempat, menceritakan penyebab masyarakat tak ada yang berani berani menggunakan kayu jati.
"Ini berkaitan dengan cerita rakyat," kata dia kepada TribunSolo.com, Sabtu (30/10/2021).
"Orang zaman dahulu yang punya keampuhan, apapun perkataannya akan diikuti, orang ampuh itu Mbah Bayan," jelasnya.
Wakino menceritakan, ketika zaman Kerajaan Majapahit, ada pemuda pendatang bernama Citrowongso.
Saat itu, ia datang ke wilayah Dusun Poro saat malam hari dan kondisi hujan lebat.