Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mitos Turun Pangkat Pejabat yang Berkunjung ke Dusun Poro Wonogiri, Begini Cerita Aslinya

Dari beberapa warga yang ditemui menyebutkan jika ada seorang pejabat pergi datang bakal berjurung kesialan.

Editor: Erik S
zoom-in Mitos Turun Pangkat Pejabat yang Berkunjung ke Dusun Poro Wonogiri, Begini Cerita Aslinya
TribunSolo.com/Erlangga Bima
Kondisi wilayah di Dusun Poro, Desa Tlogosari, Kecamatan Giritontro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah 

Citrowongso yang membuat api di atas air untuk menghangatkan diri membuat orang yang sedang roda malam heran dan melaporkan kejadian itu ke Mbah Bayan.

Kemudian oleh Mbah Bayan, Citrowongso yang saat itu mengembara diajak tinggal bersama.

Setelah lama tinggal di tempat Mbah Bayan, ia dijodohkan dengan anak perempuannya.

"Setelah lama menikah, Citrowongso ini diutus untuk berangkat perang, sebab kondisi Mbah Bayan saat itu sudah cukup tua," aku dia.

"Selain itu anak hanya dua, laki-laki dan perempuan, maka dari itu diutus anak menantunya," jelasnya.

Sebelum berangkat, Citrowongso dibekali dengan serban atau kendaraan zaman dahulu yang terbuat dari kayu jati.

Kemudian ia berpesan kepada keluarga sebelum berangkat perang.

BERITA REKOMENDASI

Jikalau serban tersebut kembali dalam keadaan berlumuran bercak darah, maka dipastikan Citrowongso gugur.

Namun apabila kembali dalam keadaan bersih, Citrowongso berarti memenangi peperangan yang diikutinya.

Singkat cerita, kata Wakino, Citrowongso memenangi perang itu dan mengutus serban dari Mbah Bayan untuk pulang terlebih dahulu.

Namun diperjalanan pulang, serban itu bergesekan dengan pupus daun jati yang mengakibatkan banyak noda warna merah.

Hal itu yang membuat Mbah Bayan dan istri Citrowongso sedih kala teringat pesan yang disampaikan sebelum berangkat perang.


Karena lama tak kunjung pulang dan menganggap Citrowongso meninggal, akhirnya istri Citrowongso dinikahkan kembali dengan resepsi besar dan menggelar wayangan.

"Citrowongso yang saat itu sampai di Poro kemudian tanya ke Mbok Rondho yang rumahnya di dekat acara resepsi," aku dia.

"Kemudian oleh Mbok Rondho dijelaskan bahwa itu acara resepsi anak Mbah Bayan," ucapnya.

Citrowongso kemudian menemui dalang dalam acara wayangan itu dan meminta izin untuk menjadi dalang.

Setelah diizinkan, Citrowongso kemudian mendalang dengan menceritakan perjalanan hidupnya. Saat itu, barulah semua sadar bahwa Citrowongso masih hidup.

"Mbah Bayan kemudian berujar bahwa ia melarang anak cucunya yang menempati Dusun Poro dilarang menggunakan kayu jati," jelasnya.

Hingga saat ini, pantangan tersebut masih dipatuhi masyarakat Dusun Poro, tak ada yang berani melanggar.

"Kepercayaan masyarakat di sana apabila melanggar, akan ada musibah yang menimpa mereka," aku dia. (Penulis: Erlangga Bima Sakti)

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Kisah Lain di Dusun Poro Wonogiri: Tak Ada Pejabat yang Berani Datang Kunjungan, Bisa Berujung Sial

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas