Kemenangan di Papua, Bukti Jabar Bukan Jago Kandang
Jawa Barat berhasil jadi juara umum PON XX Papua. Ini membuktikan Jabar bukan jago kandang. Provinsi mana yang sanggup menandingi?
Editor: cecep burdansyah
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - KEMENANGAN Jawa Barat di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2021 Papua tidak bisa lepas dari peran Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jabar, Ahmad Saefudin.
Ia berhasil menyusun strategi dan mengaplikasikannya untuk membawa Kontingen Jawa Barat menang dalam PON XX Papua. Jabar berhasil meraup 133 emas, 105 perak dan 118 perunggu.
Keberhasikan itu mengulang keberhasilan PON XIX di Jabar. Sebagai tuan rumah, saat itu Kontingen Jabar keluar sebagai juara umum, dengan perolehan 217 emas, 154 perak, dan 158 perunggu.
Ahmad menyebut, kemenangan di Papua ini menjadi bukti bahwa Jabar bukan jago kandang. Jabar bisa meraih kemenangan di mana pun.
Lantas bagaimana cerita KONI Jabar mengantarkan Kontingen Jabar di PON XX Papua? berikut wawancara eksklusif jurnalis Tribun Jabar, Muhammad Syarif Abdussalam dengan Ketua KONI Jabar Ahmad Saefudin.
Apa yang dibuktikan oleh Jabar setelah menjadi juara umum PON XX Papua?
Dengan kemenangan Jabar di Papua, tuduhan yang ditujukan kepada Jabar yang menang karena menjadi tuan rumah pada PON XIX lalu terbantahkan.
Saya sangat senang, sangat bersyukur, oleh karena kita sudah mampu memberikan jawaban kepada siapapun yang meragukan kepada kita, KONI Jawa Barat, bahwa PON XIX pada 2016 itu adalah karena kita tuan rumah. Tetapi sekarang kita juga membuktikan bahwa bukan hanya di rumah sendiri, tapi di rumah orang lain pun ataupun di kandang lawan, kita bisa menang.
Ini memberikan gambaran bahwa Jabar bukan jago kandang, tapi memang jelas bahwa Jawa Barat unggul dari berbagai aspek.
Apa yang menjadikan Jabar bisa meraih gelar juara umum?
Kemenangan Kontingen Jawa Barat dipicu banyak komponen dan aspek yang ada di dalamnya. Dari mulai aspek atlet, pelatih, pengurus cabor, ada KONI, suporter, sampai dukungan dan kehadiran para kepala daerah dari provinsi sampai kabupaten dan kota.
Mengenai faktor teknik dalam memenangkan pertandingan, bisa dikatakan semua provinsi memiliki kemampuan yang sama dalam melatih atletnya, sama-sama memiliki teori, sama-sama memiliki SDM yang terbaik.
Tapi mengapa kita bisa berbeda, bisa kita unggul, itulah mungkin yang membedakan bahwa penguasaan teknik oke sama, tetapi bagaimana tata cara mengimplementasikan itu. Berarti kita Jawa Barat mampu mengimplementasikan teori dan unsur lainnya tadi dengan baik.
Baca juga: Langkah Strategis Rektor Unair: Vaksin Merah Putih Selesai Juni 2022 (1)
Bagaimana strategi yang dijalankan KONI Jabar?
Strategi utama dalam menghadapi PON XX Papua adalah tetap menjalankan persiapan selama pandemi. Sejak dinyatakan sebagai pamdemi pada awal 2020, KONI Jabar langsung merancang strategi latihan para atlet dalam mempersiapkan PON.
Bagaimana tata cara menghadapi latihan, tuntutan latihan, supaya dapat dilakukan latihan dengan baik walaupun pandemi. Waktu itu kita katakan harus normal latihan dalam situasi yang tidak normal. Kalau pemerintah mengadakan Adaptasi Kebiasaan Baru, saya katakan latihan normal dalam kondisi yang tidak normal.
Pelatihan pun, harus tetap dilakukan, menyesuaikan dengan protokol kesehatan yang berlaku. Karenanya, KONI dalam waktu singkat membuat sebuah buku panduan pelatihan selama pandemi yang dijadikan petunjuk dalam kegiatan-kegiatan pelatihan.
Gubernur Jabar menyatakan telah mengoptimalkan Sport Science, bagaimana penerapannya?
Jawa Barat selama empat tahun terakhir menerapkan sport science untuk meningkatkan prestasi di bidang olahraga. Sport science sendiri mengombinasikan ilmu-ilmu pertumbuhan fisik dengan prestasi, dan berbagai keilmiahan mengenai aspek-aspek dalam cabang olah raga.
Semua kegiatan harus menggunakan pendekatan teori ilmu sains. Pengetahuan ini menjadi referensi untuk menggunakan pilihan metode dan aspek dalam meraih prestasi di bidang olahraga.
Kita memiliki desain, bagaimana arah yang dibangun untuk menuju sebuah kemenangan. Setelah kita menguasai bagaimana kemampuan atlet kita, bagaimana kemampuan calon lawan kita, kemudian kita harus seperti apa supaya bisa mengungguli.
Bagaimana meningkatkan power endurance, dan lainnya. Jadi sport science itu sudah keniscayaan yang kita lakukan di Jawa Barat bersama beberapa universitas yang ada di dalamnya. Karena SDM universitas tentang hal itu memang ada di kita.
Kita memiliki rancang bangun yang clear karena kita ingin mengungguli lawan dari posisi apapun juga. Sehingga di masa pandemi, kita bisa terlaksanakan pelatihan.
Kita langsung bikin buku manajemen latihan di masa pandemi, itu kelebihan kita, satu bulan setelah tanggal 26 Maret 2020 itu. Kita sudah menggunakan buku itu dan kita sosialisasikan dengan cabang-cabang olahraga dan kita laksanakan sentralisasi terbatas.
Bagaimana apresiasi untuk para atlet berprestasi di PON?
Setelah para atlet ini berhasil meraih prestasi, kami pun memberikan berbagai bentuk apresiasi. Begitupun yang dilakukan Pemprov Jabar kepada para atlet. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sudah memberikan penghargaan dan kadeudeuh.
Mereka sudah mendapatkan apresiasi dari provinsi, mereka juga sudah mendapatkan apresiasi kabupaten dan kota bahkan dari desa pun mereka mendapatkannya.
Banyak atlet yang melaporkan bahwa mereka bahkan mendapat bingkisan dari mulai kambing sampai buah-buahan dari warga tempat tinggalnya. Hal inilah yang menjadikan para atlet merasa lebih bahagia telah mengharumkan nama daerahnya.(*)
Baca juga: Langkah Strategis Rektor Unair, Kerja Sama dengan Kemenhan Teliti Vaksin dan Obat-obatan (2-Habis)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.