Terkait Banjir Rob di Medan, Bobby Nasution akan Utamakan Keselamatan Masyarakat
Wali Kota Medan, Bobby Nasution menanggapi perihal banjir rob yang berdampak bagi warga di wilayah Kecamatan Medan Belawan, Sumatera Utara.
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Miftah
"Tanggul pun sudah jebol dan genangan banjir telah meluas ke areal pemukiman. Harapannya, kepada pemerintah secepatnya menperbaiki tanggul jebol itu secara permanen," katanya, dikutip Tribunnews.com dari Tribun-Medan.com, Selasa (9/11/2021).
Baca juga: Rel Sempat Tergenang Banjir, Perjalanan KRL Jabodetabek Sudah Kembali Normal
Diketahui, beberapa hari terakhir, musibah ROB telah menggenangi ribuan rumah di Kecamatan Medan Belawan, Medan Labuhan dan Medan Marelan sangat dikeluhkan masyarakat.
Seperti di Blok H Perumahan Nelayan Indah, sebanyak tiga titik tanggul penahan air berbatasan dengan Sungai Pegatalan jebol.
Apalagi, kondisi tanggul dibangun secara manual dengan tumpukan tanah sudah berulang kali jebol.
Pihak Kecamatan Medan Labuhan bersama pihak kelurahan serta masyarakat memang telah bergotong royong menutup tanggul yang jebol.
Namun, perbaikan tanggung secara manual tanpa dibangun secara permanen dikhawatirkan akan jebol kembali.
Warga Tak Bisa Tidur dan Kesulitan Memasak
Dikutip dari Tribun Medan, banjir ROB atau fenomena pasang surut laut masih menggenangi Wilayah Kecamatan Medan Belawan, Sumatera Utara, Senin (8/11/2021).
Mastur Napitulu, penduduk terdampak efek banjir ROB mengatakan, pasang laut kali ini merupakan pasang tertinggi yang pernah terjadi menggenangi Kota Belawan.
"Inilah pasang yang paling besar. Sudah lama saya di sini, mulai tahun 1994 saya di sini," kata Mastur.
Menurutnya, pasang laut di wilayah dia tinggal, 4 hari terakhir mencapai satu meter di atas permukaan lantai rumah normalnya di sana.
Dampak negatif dari pasang laut dirasakan warga tengah malam menjelang pagi, mulai Pukul 01.00-05.00 Subuh setiap harinya.
Kondisi ini, kemudian membuat warga tidak nyaman.
Adapun rumah selalu terendam dan perkakas basah hingga rusak.
Jam tidur yang seharusnya mereka lakukan, kini diganti menjadi aktivitas menguras genangan pasang laut si rumah.
Tidur nyaman pun tak pernah dirasakan warga selama pasang laut menyapu pemukiman.
Pasang laut yang terjadi pada tahun ini, menurut Mastur terjadi rata-rata dua kali sebulan.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Tribun-Medan.com/Arjuna Bakkara)
Simak berita lain terkait Banjir Rob di Medan
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.