Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terkait Banjir Rob di Medan, Bobby Nasution akan Utamakan Keselamatan Masyarakat

Wali Kota Medan, Bobby Nasution menanggapi perihal banjir rob yang berdampak bagi warga di wilayah Kecamatan Medan Belawan, Sumatera Utara.

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Miftah
zoom-in Terkait Banjir Rob di Medan, Bobby Nasution akan Utamakan Keselamatan Masyarakat
Tangkap layar akun YouTube Kompas TV
Wali Kota Medan, Bobby Nasution. Dalam artikel mengulas tentng banjir rob atau pasang surut air yang berdampak bagi warga di wilayah Kecamatan Medan Belawan, Sumatera Utara. 

TRIBUNNEWS.COM - Banjir rob atau banjir pasang surut air berdampak bagi warga di wilayah Medan Belawan, Sumatera Utara.

Saat ini, terdapat 6 kelurahan di Medan Belawan, total 20 ribu kepala keluarga yang terdampak banjir rob.

Untuk itu, Wali Kota Medan, Bobby Nasution, menyampaikan sudah berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) mengenai penanganan banjir rob.

"Barusan saya, tadi siang bersama Pak Maman, BWSS untuk berkoordinasi tentang penanganan banjir rob," katanya, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Selasa (9/11/2021).

"Yang tentu pertama, ini yang paling penting sesuai apel kita kemarin, keselamatan masyarakat kita dulu. Penanganannya sudah kita upayakan," imbuh Bobby.

Baca juga: BNPB: Minggu Pertama November 2021 Terjadi 32 Banjir di Indonesia, 9 Korban Meninggal

Ia juga memastikan, keselamatan warga menjadi hal yang utama.

"Yang penting keselamatan masyarakatnya, itu yang kita utamakan sekarang," tegas Bobby.

Berita Rekomendasi

Diketahui, banjir rob telah melanda kawasan Medan Belawan, Medan, sejak Jumat (5/11/2021).

Dalam peristiwa banjir tersebut, seorang bocah jadi korban meninggal karena tenggelam.

Banjir Rob di Medan Utara Sapu Tanggul dan Rusak Bangunan Sekolah

Pasang laut akhir-akhir ini yang terjadi di wilayah Medan Utara telah mengakibatkan tanggul jebol.

Kemudian, pagar beton SMP Negeri 44 roboh di Perumahan Nelayan Indah, Kelurahan Nelayan Indah, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan.

Bambang Hermanto, warga Kampung Nelayan mengatakan, tiga titik tanggul penahan air berbatasan dengan Sungai Pegatalan bahkan telah jebol.

Air pun masuk ke pemukiman masyarakat. 

"Tanggul pun sudah jebol dan genangan banjir telah meluas ke areal pemukiman. Harapannya, kepada pemerintah secepatnya menperbaiki tanggul jebol itu secara permanen," katanya, dikutip Tribunnews.com dari Tribun-Medan.com, Selasa (9/11/2021).

Baca juga: Rel Sempat Tergenang Banjir, Perjalanan KRL Jabodetabek Sudah Kembali Normal

Diketahui, beberapa hari terakhir, musibah ROB telah menggenangi ribuan rumah di Kecamatan Medan Belawan, Medan Labuhan dan Medan Marelan sangat dikeluhkan masyarakat.

Seperti di Blok H Perumahan Nelayan Indah, sebanyak tiga titik tanggul penahan air berbatasan dengan Sungai Pegatalan jebol.

Apalagi, kondisi tanggul dibangun secara manual dengan tumpukan tanah sudah berulang kali jebol.

Pihak Kecamatan Medan Labuhan bersama pihak kelurahan serta masyarakat memang telah bergotong royong menutup tanggul yang jebol. 

Namun, perbaikan tanggung secara manual tanpa dibangun secara permanen dikhawatirkan akan jebol kembali.

Kondisi tanggul yang jebol efek musibah banjir ROB.
Kondisi tanggul yang jebol efek musibah banjir ROB. (Tribun Medan/Arjuna)

Warga Tak Bisa Tidur dan Kesulitan Memasak

Dikutip dari Tribun Medan, banjir ROB atau fenomena pasang surut laut masih menggenangi Wilayah Kecamatan Medan Belawan, Sumatera Utara, Senin (8/11/2021).

Mastur Napitulu, penduduk terdampak efek banjir ROB mengatakan, pasang laut kali ini merupakan pasang tertinggi yang pernah terjadi menggenangi Kota Belawan.

"Inilah pasang yang paling besar. Sudah lama saya di sini, mulai tahun 1994 saya di sini," kata Mastur.

Menurutnya, pasang laut di wilayah dia tinggal, 4 hari terakhir mencapai satu meter di atas permukaan lantai rumah normalnya di sana.

Dampak negatif dari pasang laut dirasakan warga tengah malam menjelang pagi, mulai Pukul 01.00-05.00 Subuh setiap harinya.

Kondisi ini, kemudian membuat warga tidak nyaman.

Adapun rumah selalu terendam dan perkakas basah hingga rusak.

Jam tidur yang seharusnya mereka lakukan, kini diganti menjadi aktivitas menguras genangan pasang laut si rumah.

Tidur nyaman pun tak pernah dirasakan warga selama pasang laut menyapu pemukiman.

Pasang laut yang terjadi pada tahun ini, menurut Mastur terjadi rata-rata dua kali sebulan.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Tribun-Medan.com/Arjuna Bakkara)

Simak berita lain terkait Banjir Rob di Medan

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas