Tembakau yang Dipanen Petani Ponorogo Tak Bisa Dijual dan Dijadikan Pupuk Organik Tanaman Lain
Tembakau hasil panen warga banyak yang ia buang lantaran sudah membusuk lantaran turunnya hujan yang tidak sesuai dengan prediksi petani
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO - Boyadi, petani tembakau di Desa Sendang, Kecamatan Jambon, Ponorogo, Jawa Timur harus gigit jari.
Tembakau hasil panennya banyak yang ia buang lantaran sudah membusuk.
Hal tersebut terjadi lantaran turunnya hujan yang tidak sesuai dengan prediksi para petani.
"Mulai Kamis itu hujan terus menerus, tidak ada panas.
Padahal tembakau hasil panen sudah dirajang dan ditaruh di tempat penjemuran," kata Boyadi, Selasa (16/11/2021).
Petani tembakau memang sangat bergantung pada panas matahari untuk mengeringkan hasil panennya sebelum dijual.
"Tembakaunya kehujanan terus sampai hari Senin.
Padahal tembakau itu kalau sudah layu terus kena air pasti busuk, tidak laku karena sudah tidak bisa diolah," lanjutnya.
Baca juga: KNPK: Cukai Hasil Tembakau Naik, Rokok Ilegal Makin Subur
Boyadi pun mengaku rugi jutaan rupiah lantaran tembakaunya tak bisa dijual dan hanya dijadikan pupuk organik untuk tanamannya yang lain.
"Saya sekali jemur itu sekitar 3 bal, harganya bisa empat jutaan (rupiah), padahal kita biasanya beberapa kali jemuran," terang Boyadi.
Kepala Desa Sendang, Taufiqurrahman mengatakan, hujan memang terus turun selama satu pekan terakhir.
"Banyak tembakau yang busuk lalu dibuang di lahan pertanian digunakan untuk pupuk organik," terang Taufiq.
Di desanya, Taufiq menyebut ada 120 petani tembakau.
Setiap petani rata-rata menjemur tembakau sebanyak 4 bal dalam sekali jemur, atau jika dinominalkan senilai Rp 5 juta.
"Karena petani kita banyak, kalau ditotal bisa rugi ratusan juta rupiah untuk di Desa Sendang selama 1 minggu ini," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Tak Ada Panas Matahari, Petani di Ponorogo Rugi Ratusan Juta Rupiah Akibat Tembakaunya Busuk
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.