Erupsi Gunung Semeru, Ahli Sebut Potensi Paling Berbahaya adalah Awan Panas
Gunung Semeru mengalami erupsi, Sabtu (4/12/2021). Ada 2 kecamatan yang terdampak, yaitu Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro, di Lumajang.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Ahli mitigasi bencana, Surono menyatakan potensi Gunung Semeru yang paling berbahaya adalah awan panas guguran.
Ia menyebut Gunung Semeru aktif sekali membentuk kubah lava dan jika gugur dengan volume yang besar, maka akan diikuti dengan awan panas guguran. Hal ini, menurut dia, sudah kerap terjadi.
Diketahui, Gunung Semeru mengalami erupsi, Sabtu (4/12/2021). Ada 2 kecamatan yang terdampak, yaitu Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro, di Lumajang.
Dari keterangan warga, awan panas terlihat pertama kali sekitar pukul 15.30 WIB dari atas gunung.
Baca juga: Pasca Erupsi Gunung Semeru, BNPB Dirikan Sejumlah Titik Pengungsian Warga
Sebelum mengeluarkan awan panas, warga menyebut Gunung Semeru mengeluarkan lahar dingin, hingga menyebabkan banjir.
Kepanikan sempat terjadi saat Gunung Semeru mengeluarkan awan panas.
Warga yang berada dan tinggal dengan jarak yang dekat langsung mengevakusi diri ke tempat yang lebih aman.
Baca juga: 30 Rumah di Sekitar Jalur Aliran Lahar Gunung Semeru di Lumajang Ambruk
Aktivitas vulkanik Gunung Semeru sudah terlihat sejak Jumat (3/12/2021). Data pos pengamatan Gunung Api Semeru pada hari Jumat, tercatat telah terjadi gempa letusan dan gempa hembusan puluhan kali.
Warga pun diimbau untuk waspada terhadap aktivitas vulkanik Gunung Semeru. Selain itu pada Jumat pagi, asap di Gunung Semeru terlihat jelas dari arah Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro.
Dari atas puncak gunung masih terlihat kebulan asap berwarna putih kelabu yang bersumber dari kawah bertekenan sedang. Sementara itu, guguran lava juga masih keluar dari bibir kawah
Korban luka bakar
Sebanyak 45 warga tercatat menjadi korban erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021) sore.
Empat puluh lima warga tersebut mengalami luka bakar akibat guguran awan panas Gunung Semeru.
"Sementara masih ada 45 warga mengalami luka bakar," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim Dr Erwin Ashta Triyono dikonfirmasi, seperti diberitakan Kompas.com, Sabtu (4/12/2021) malam.
Ke-45 warga tersebut berhasil dievakuasi dan dirawat di 2 rumah sakit yakni ke RSUD Malang sebanyak 28 orang dan RS Bhayangkara sebanyak 17 orang.
"Diperkirakan ada beberapa warga tertimbun tapi sulit dievakuasi karena kondisi gelap dan cuaca tidak mendukung," jelasnya.