Kualitas Tak 'Kaleng-Kaleng', Garam Klungkung Bali Dilirik Pasar Dunia
Garam yang diproduksi juga mengandung mineral yang cukup tinggi seperti Calsium, Magnesium dan Potasium US.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Nicolas Manafe/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bali sebagai pusat pariwisata Indonesia menyimpan sejumlah potensi besar komoditi yang dilirik pasar internasional, satu di antaranya garam.
Hal ini dapat dilihat dari garam Bali yang telah diekspor ke sejumlah negara.
Bahkan, disebutkan orang Rusia sudah berkunjung ke pabrik garam yang ada di Bali.
Pabrik yang dikunjungi adalah CV Natural Bali Kulkul yang berlokasi di Klungkung, Bali.
Baca juga: Menperin: Pertumbuhan Konsumsi Garam Naik 7 Persen Per Tahun, Impor Masih Tinggi
"Pastinya setelah datang melihat garam kristal yang unik dari Bali ini langsung place PO dan sampai sekarang menjadi rekanan bisnis," cerita CEO Natural Bali Kulkul, Ni Putu Ayu Wilasmini, Minggu (5/12/2021).
Menurut Ni Putu Ayu, garam yang diproduksinya ini memiliki sejumlah kelebihan di antaranya tidak mengandung logam berat sudah dibuktikan dengan test laboratorium.
Proses pengeringan garam pun tidak instan. Bahkan, seluruh pekerja merupakan perempuan yang disebut sebagai Srikandi dari Klungkung.
"Jelas kualitasnya mendunia. Nggak Kaleng-kaleng tidak pakai pemutih," ujarnya.
Baca juga: Pemerintah Harus Bikin Standar Mutu Jelas untuk Garam Produksi Petani
Garam yang diproduksi juga mengandung mineral yang cukup tinggi seperti Calsium, Magnesium dan Potasium US.
Dengan sejumlah keunggulan tersebut, CV Natural Bali Kulkuk dinilai sangat layak mendapatkan pendanaan dari Program Startup Inovasi Indonesia (SII) Tahun 2021.
CV Natural Bali Kulkul juga merupakan tenant dari Inkubator Bisnis (Inbis) STMIK STIKOM Indonesia (STIKI).
Inbis STIKI Indonesia Memiliki visi menjadi inkubator bisnis yang mampu menghasilkan entrepreneur yang tangguh, mandiri, penuh determinasi guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan Indonesia Timur.
Baca juga: Moeldoko: Perlu Ada Pembinaan Petani Dalam Pengendalian Impor Komoditi Garam
"Inbis STIKI akan fokus membantu memajukan UMKM dalam bentuk ilmu," kata Kepala Inbis STIKI Indonesia, Made Leo Radhitya.
Sebagai kampus swasta di Bali, STIKI Indonesia yang juga merupakan technopreneur campus di Bali ini juga memiliki visi untuk menjadi lembaga yang mewadahi ide bisnis serta sumber daya manusia yang profesional.
Mewujudkan inkubator bisnis sebagai lembaga pendamping tenant yang terdepan dan bertanggungjawab melalui penerapan ilmu pengetahuan teknologi dan seni.
Misi lainnya adalah Mewujudkan Inkubator Bisnis STIKI Indonesia yang handal dan terpercaya dalam meningkatkan kinerja tenant untuk meraih potensi pasar yang lebih luas. (*/)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.