Kemitraan Strategis di Bandara Kualanamu Mendorong Realisasi Konsep Aerotropolis
Konsep kota bandara ini memiliki tata letak, infrastruktur, jaringan transportasi massal, dan sektor ekonomi yang berpusat pada bandara.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade menyatakan kemitraan strategis antara PT Angkasa Pura (AP) II dan GMR Airports Consortium bisa menjadi faktor utama pendorong realisasi konsep Bandar Udara Internasional Kualanamu sebagai aerotropolis (kota bandara).
Konsep kota bandara ini memiliki tata letak, infrastruktur, jaringan transportasi massal, dan sektor ekonomi yang berpusat pada bandara.
Artinya, Bandara Kualanamu akan menjadi pusat kegiatan yang dikelilingi berbagai fasilitas pendukung yang terletak di dalam atau di luar pagar bandara.
Seperti perkantoran, penginapan, area komersial, hiburan, pendidikan, layanan kesehatan berkelas, dan berbagai kawasan industri.
"Hanya, untuk mencapai itu semua, peningkatan rute penerbangan internasional dan trafik penumpang yang signifikan dianggap sebagai kunci pada faktor utama," kata Andre dalam penjelasannya, Rabu (8/12/021).
Baca juga: Bandara Kualanamu Dinilai Berpotensi Menyaingi Changi Airport
Kemitraan strategis ini tujuannya untuk meningkatkan rute penerbangan internasional dan trafik penumpan.
Menurutnya ini jelas akan mendorong pengembangan komersial dan industri lebih cepat di area tersebut menuju konsep aerotropolis.
Usaha peningkatan rute penerbangan internasional dan trafik penumpang ini perlu ditopang oleh pembangunan infrastruktur Bandara Kualanamu.
Oleh karena itu, Andre menjelaskan pada 3 tahun pertama GMR Airports wajib menyiapkan capital expenditure (capex) atau belanja modal sebesar Rp3 triliun.
Dana itu akan dipakai untuk membangun infrastruktur Bandara Kualanamu, seperti untuk penambahan runway yang saat ini hanya satu akan menjadi dua.
"Gedungnya juga harus ditambah. Gedung yang ada saat ini hanya mampu menampung 10 juta penumpang dan itu pun sudah over capacity," ujarnya.
Target lainnya dari kemitraan strategis pengelolaan dengan skema Build Operate Transfer (BOT) ini adalah menjadikan Bandara Kualanamu sebagai bandara penghubung internasional (hub) terkemuka di kawasan regional.
"Sehingga nantinya penerbangan dari Asia, seperti Sri Langka, Banglades, Pakistan dan negara-negara lainnya yang terbang ke Autralia atau Selandia Baru bisa transit di Bandara Kualanamu," kata Andre.
Ia optimis semua itu bisa terwujud melalui kemitraan strategis terkait usaha meningkatkan performa dan mempercepat pengembangan Bandara Kualanamu ini.
Apalagi, perusahaan pengelolaan bandara milik GMR Group asal India dan Aéroports de Paris Group (ADP) dari Prancis ini terbukti sudah berhasil menaikkan trafik di sejumlah bandara lain yang mereka kelola.
GMR Airports sendiri sudah sangat dikenal sebagai jaringan operator bandara yang melayani penumpang terbanyak di dunia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.