Guru Pesantren di Bandung Rudapaksa 12 Santriwati: Ada yang Hamil, Iming-iming Dikuliahkan
Seorang guru pesantren di Bandung, tega melakukan aksi bejat ke belasan santriwati. Bahkan, ada yang dua kali melahirkan.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Daryono
"Terdakwa menjanjikan akan menjadikan korban polisi wanita," ujar jaksa dalam surat dakwaan yang diterima wartawan TribunJabar.id, Rabu (8/12/2021).
Selain menjadi polisi, HW pun menjanjikan kepada korbannya akan menjadi pengurus pesantren jika para korban ingin memenuhi hawa nafsunya tersebut.
Baca juga: Pelaku Rudapaksa 2 Anak Bawah Umur di Padang Masih dalam Pengejaran
Baca juga: Sendirian di Rumah, Remaja 14 Tahun asal Riau Dirudapaksa Buruh Sawit, Modus Pelaku Minta Air Minum
"Ia juga menjanjikan akan membiayai kuliah dan mengurus pesantren," ucapnya.
Selain itu, HW pun menjanjikan kepada korban akan dibiayai kuliah.
HW juga mengatakan kepada korban untuk tidak khawatir dan akan bertanggung jawab jika ada yang hamil.
"Terdakwa menjanjikan anak akan dibiayai sampai kuliah" ujarnya.
Ridwan Kamil Angkat Bicara
Terkait kejadian rudapaksa yang dilakukan guru pesantren tersebut, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil angkat bicara.
Dikutip dari Kompas.com, Ridwan Kamil mengutuk keras aksi pelecehan seksual yang dilakukan oleh HW.
Ia meminta aparat penegak hukum bisa memberi hukuman berat kepada pelaku.
Baca juga: KRONOLOGI Ibu Muda di Riau Dirudapaksa 4 Pria Berulang Kali, 1 di Antaranya Teman Dekat Suaminya
Baca juga: POPULER Regional: Wanita Muda Dirudapaksa Teman Suami | Ayah Bripda Randy Buka Sura
Pria yang akrab disebut Kang Emil itu mengatakan, pelaku sedang menjalani proses hukum dan sekolahnya pun sudah ditutup.
"Semoga pengadilan bisa menghukum seberat-beratnya dengan pasal sebanyak-banyaknya kepada pelaku yang biadab dan tidak bermoral ini," kata Emil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (8/12/2021) malam.
Kang Emil memastikan para korban telah mendapat pendampingan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat.
"Anak-anak santriwati yang menjadi korban, sudah dan sedang diurus oleh tim DP3AKB Provinsi Jawa Barat untuk trauma healing dan disiapkan pola pendidikan baru sesuai hak tumbuh kembangnya," tuturnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.