Cerita Penemuan 41 Ekor Ular Kobra di Sebuah SMP di Klaten, Evakuasi Selama Dua Jam
Ular kobra ditemukan di bangunan sekolah menengah pertama (SMP) di Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Selasa (14/2/2021).
Editor: Daryono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Ular kobra ditemukan di bangunan sekolah menengah pertama (SMP) di Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Selasa (14/2/2021).
Tidak tanggung-tanggung, jumlah ular kobra yang ditemukan sebanyak 41 ekor.
Relawan dari Reaksi Cepat Tanggap Darurat (RCTD) Klaten mengungkap mengapa marak ditemukan ular akhir-akhir ini.
Wakil Ketua Relawan Reaksi Cepat Tanggap Darurat (RCTD) Klaten Timu, Eko Santoso mengatakan cuaca hujan seperti sekarang menjadi salah satu faktor penyebab ular berkembang biak di Klaten.
"Tergantung cuaca, biasanya masa tetas telurnya setahun dua kali," ucap Eko kepada TribunSolo.com.
Baca juga: Pria di Klaten Setubuhi Bocah 11 Tahun Berulang Kali, Pelaku Bujuk Rayu Korban: Aku Sayang Kamu
Selain itu, kondisi sawah sekitar habitat ular biasanya sedang memasuki masa tanam, jadi besar kemungkinan ular tersebut berpindah dan mencari lokasi baru.
"Mungkin karena habitatnya terusik karena sawah kanan kirinya sedang masa tanam. Jadi mungkin terusik terus masuk ke SMP," terang Eko.
Eko menyebut, setelah ia mendapat laporan dari kepala sekolah SMP Negeri Karangdowo, Klaten, Tim RCTD langsung bergerak ke lokasi untuk mengevakuasi ular-ular tersebut.
"Kita mendapat laporan dari kepala sekolah, lalu kita terjunkan personel untuk menyisir dan mengevakuasi sarang ular tersebut," kata Eko.
Dalam kurun waktu dua jam evakuasi, ditemukan lebih dari 40 ular, satu indukan, dan sisa cangkang telur.
Ular-ular tersebut ditemukan di timbunan kayu dan semak-semak yang berada di kompleks SMP.
Seluruh ular yang ditemukan akan dikarantina di kantor sekretariat RCTD Cawas sebelum dilepasliarkan ke habitatnya.
Baca juga: PN Klaten Sidangkan Gugatan 22 Warga di Kecamatan Ngawen yang Tanahnya Terdampak Tol Yogyakarta-Solo
Eko memastikan bahwa pelepasliaran ular akan dilakukan di lokasi yang sangat jauh dari pemukiman penduduk agar tidak mengancam warga sekitar.
"Kemudian ular itu akan kita lepasliarkan di tempat yang sangat jauh dari pemukiman warga," tutup dia.
Cara Mencegah Ular Berbisa Masuk Rumah saat Musim Hujan
Memasuki musim penghujan seperti ini, adalah waktu yang tepat bagi telur ular untuk menetas.
Akan sangat berbahaya untuk manusia apabila ular masuk ke lingkungan rumah.
Terlebih ular yang tergolong mempunyai bisa yang mematikan.
Belum lama ini, di Wonogiri Kota juga ada temuan kasus ular masuk ke pekarangan rumah.
Tak tanggung-tanggung, ular yang ditemukan itu adalah ular jenis Kobra Jawa, yang mana memiliki racun yang sangat berbisa.
Namun beruntung, ular itu hanya sampai ke kandang ayam ternak milik Katino warga Lingkungan Salak RT 1 RW 3 Kelurahan Giripurwo.
Ular tersebut sempat membunuh dua ekor ayamya.
Salah satu dokter hewan di Wonogiri, Magdalena Pancaningtyas Utami menjelaskan, bahwa memang ular berbisa muncul saat musim penghujan. Utamanya di malam hari.
"Ular berbisa biasanya muncul di musim penghujan sebab tingkat kelembaban cukup tinggi," terang Tyas kepada TribunSolo.com.
Tyas membagikan pengalaman dari sejumlah rekan seprofesinya, bahwasanya ular berbisa memiliki ciri khusus, yakni bentuk kepala yang segitiga.
Baca juga: Pemuda Klaten Tak Tertarik Beli Mobil Usai Terima UGR Rp 1,1 Miliar, Ini Alasannya
Sementara itu, dia juga menjelaskan ada beberapa langkah yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah potensi ular masuk ke lingkungan rumah.
Salah satunya adalah menjaga kebersihan.
Menurutnya, jangan sampai area pekarangan rumah dibiarkan kumuh dan tidak terurus.
"Kebersihan rumah dan halaman harus diperhatikan, karena ular suka tempat lembab," ujarnya.
Terpisah, Ketua Exalos Indonesia, Janu Wahyu Widodo mengatakan hal senada seperti di atas.
Menurutnya, kebersihan lingkungan menjadi faktor penting meminimalkan potensi ular masuk ke dalam rumah.
Pasalnya, ular mempunyai insting untuk mencari mangsa.
Dari lingkungan yang kumuh itu bisa dijadikan tempat bersarang tikus yang merupakan hewan mangsaan ular.
Tak hanya kebersihan rumah, kata dia, kebersihan lingkungan pekarangan juga harus diperhatikan.
Misalnya, ada ranting pohon yang menjalar ke rumah, itu bisa dirapikan agar tidak digunakan ular untuk sembunyi di bawah genteng.
"Ular juga tidak suka bau wangi yang menyengat, maka bisa melakukan semprot ruangan dengan pewangi. Selain itu, bisa juga memelihara kucing sebagai alarm apabila ada ular masuk ke dalam rumah," jelasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Merinding, Kepala Sekolah di Klaten Lapor Temukan Sarang Ular, saat Dievakuasi Ada 41 Ekor Kobra
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.