Gelar Jambore Petani Bojonegoro 2021, Yayasan Daun Bendera Nusantara Ingin Bersinergi dengan Petani
Yayasan Daun Bendera Nusantara berhasil menyelenggarakan Jambore Petani Bojonegoro 2021 di Desa Gayam, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Yayasan Daun Bendera Nusantara berhasil menyelenggarakan Jambore Petani Bojonegoro 2021 di Desa Gayam, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro.
Kegiatan lokakarya yang dilaksanakan pada Rabu dan Kamis, 15-16 Desember 2021 ini terselenggara dengan tema Menggapai Kedaulatan Pangan dengan Kemandirian Petani.
Lokakarya tersebut membahas tentang berbagai permasalahan yang dihadapi petani Bojonegoro dalam melakukan budidaya tanaman.
Termasuk membahas bagaimana cara menghadapi serangan hama yang menjadi masalah umum petani Bojonegoro.
Ketua Jambore Ahmad Ropingi menyebut, serangan hama dan penyakit yang terjadi tidak lepas dari cara budi daya yang selama ini dilakukan oleh petani.
Baca juga: Menteri BUMN Sebut Program Makmur Telah Sejahterakan Petani
Banyak petani, menurutnya, sudah terlanjur menggunakan paket teknologi dengan asupan kimia yang membahayakan ekosistem lahan pertanian.
Hal itulah yang membuat kesuburan tanah menurun.
Hingga membuat tanaman rentan pada hama dan penyakit.
Selain itu, petani sebagai pelaku utama di sektor ini juga dihadapkan dengan bermacam-macam masalah lainnya.
Biaya produksi yang tinggi, kecenderungan produksi yang menurun, harga jual komoditas yang rendah dan berkurangnya kepemilikkan lahan petani.
Juga keseimbangan ekosistem yang terganggu dan susahnya regenerasi petani.
Susahnya regenerasi karena berkurangnya minat menjadi petani, menjadi ancaman serius bagi Bojonegoro sebagai wilayah agraris.
Baca juga: Petani Wonosobo Akui Manfaat Adanya Lumbung Pangan Kepada Jokowi
Hal itu dapat dilihat dari hasil Survei Pertanian Antar Sensus (Sutas) 2018 untuk wilayah Bojonegoro.
Jumlah petani didominasi oleh kelompok umur 45-54 tahun dengan jumlah 69.769 laki-laki dan 7.164 perempuan.
Sementara kelompok umur 25-34 tahun tercatat sebanyak 15.851 laki-laki dan 1.375 petani perempuan.
Dengan sumber data yang sama, jika dikalkulasikan secara nasional, ancaman serupa juga terjadi dengan turunnya jumlah petani sebanyak 6 juta orang dalam kurun waktu 20 tahun terakhir.
Untuk itu, dengan motto "Petani mandiri, pangan tercukupi", diharapkan petani dapat mencapai kemandirian dan kedaulatannya.
Petani menyampaikan pengalamannya dalam mengikuti Sekolah Lapangan Pertanian berikut hasil-hasil yang dicapai dari kegiatan tersebut.
Selain lokakarya, para petani diberi kesempatan untuk menyampaikan pengalamannya dalam mengikuti Sekolah Lapangan Pertanian.
Baca juga: Tanam Bawang dengan Petani, Presiden Harap Produktivitas dan Pendapatan Petani Meningkat
Baca juga: Keluhan Petani ke Jokowi: Pada Saat Panen Bawang Putih, Impor Justru Masuk
Juga para petani diberikan kesempatan untuk berdialog dengan pemangku kepentingan yang hadir.
Anggota DPRD Kabupaten Bojonegoro, merespon pernyataan petani dengan rencana rancangan perda Kabupaten Bojonegoro tentang perlindungan petani.
Untuk diketahui, perwakilan pemerintahan yang hadir yakni Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bojonegoro.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bojonegoro juga menyatakan dukungannya terhadap kegiatan sekolah lapangan yang difasilitasi oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan Yayasan Daun Bendera Nusantara.
(Tribunnews.com)