Pengembangan Bandara Kualanamu Dipercaya Dongkrak Ekonomi Masyarakat Setempat
Bandara Kualanamu akan menjadi pusat kegiatan yang dikelilingi berbagai fasilitas pendukung yang terletak di dalam atau di luar pagar bandara.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menilai kemitraan strategis PT Angkasa Pura (AP) II dengan GMR Airports Consortium dalam pengelolaan Bandar Udara Internasional Kualanamu sebagai salah satu strategi percepatan peningkatan ekonomi.
Baik terhadap perekonomian masyarakat di sekitar bandara, maupun di Sumatera Utara sendiri.
Kerjasama strategis dengan skema Build Operate Transfer (BOT) ini pun diyakini dapat berkontribusi dalam percepatan mendukung Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
"Sehingga dapat mendorong terbukanya lapangan pekerjaan selebar-lebarnya di tengah pandemi seperti saat ini," kata Edy dalam penjelasannya, Senin (20/12/2021).
Baca juga: Kerjasama Pengoperasian Bandara Kualanamu dengan Investor Asing Dianggap Bakal Tingkatkan Investasi
Ia menegaskan bahwa pihaknya sangat mendukung program pemerintah pusat maupun Kementrian BUMN dalam usaha pengembangan Bandara Kualanamu melalui skema rekanan strategis tersebut.
Terlebih kerja sama ini dilakukan bersama GMR Airports (gabungan GMR Group asal India dan Aéroports de Paris Group asal Prancis) yang merupakan jaringan operator bandara berpengalaman dan melayani penumpang terbanyak di dunia.
"Kerja sama ini akan membuat Bandara Kualanamu menjadi hub penerbangan internasional di kawasan wilayah barat Indonesia, sehingga pasti memberi manfaat besar bagi Sumatera Utara" ujarnya.
Apalagi, ia melanjutkan, kerja sama tersebut juga akan mengimplementasikan konsep Bandara Kualanamu sebagai aerotropolis atau kota bandara.
Sebab, lahan di luar bandara masih sangat mungkin digunakan untuk mewujudkan konsep aerotropolis itu bersama pemerintah daerah setempat.
"Konsep kota bandara ini memiliki tata letak, infrastruktur, jaringan transportasi massal, dan sektor ekonomi yang berpusat pada bandara," kata Edy.
Artinya, Bandara Kualanamu akan menjadi pusat kegiatan yang dikelilingi berbagai fasilitas pendukung yang terletak di dalam atau di luar pagar bandara.
Fasilitas pendukung dimaksud yaitu perkantoran, penginapan, area komersial, hiburan, pendidikan, layanan kesehatan berkelas, dan berbagai kawasan industri.
"Saat ini berbagai infrastruktur pun telah dioperasikan untuk mendukung Bandara Kualanamu, seperti kereta bandara dan jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi," ujar dia.
Berdasar semua rencana tersebut, Gubernur Edy bersama pemerintah daerah setempat memastikan siap membantu serta mendorong AP II dalam merealisasikannya.
Pemerintah daerah sendiri juga akan selalu siap diajak berkolaborasi, berkoordinasi dan berkomunikasi untuk bersama-sama membangun wilayah sekitar Bandara Kualanamu.
"Termasuk bersama-sama mempersiapkan sumber daya manusia, infrastruktur, objek wisata, dan usaha kecil menengah (UKM) agar dapat bersaing dengan brand-brand luar nantinya ketika rencana tersebut terealisasi," katanya.
Selain itu, Edy juga menjelaskan bahwa direksi AP II telah menyampaikan dan memastikan tidak ada penjualan aset dalam kemitraan strategis pengembangan dan pengelolaan Bandara Kualanamu.
"Mereka pastikan bahwa negara ini setia pada wilayahnya, tak akan menjual wilayahnya," ujar Edy.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.