Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kepala Bakamla RI: Pengamanan Perairan Natuna Tetap Menjadi Prioritas Tahun Depan

Untuk mengamankan Laut Natuna Utara tidak bisa hanya simbol negara seperti Bakamla RI atau TNI Angkatan Laut tapi juga kementerian dan nelayan

Penulis: Gita Irawan
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Kepala Bakamla RI: Pengamanan Perairan Natuna Tetap Menjadi Prioritas Tahun Depan
Humas Bakamla RI/Humas Bakamla RI
OPERASI AKHIR TAHUN - Unsur Patroli Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) KN Pulau Dana-323, berhasil menangkap Kapal Ikan Asing (KIA) berbendera Vietnam yang sedang melakukan aktivitas penangkapan ikan secara illegal di perairan Natuna Utara perbatasan Indonesia-Malaysia bagian Barat, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Jumat (24/12/2021). (TRIBUNNEWS/Humas Bakamla RI) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Bakamla RI Laksamana Madya TNI Aan Kurnia menegaskan pengamanan Perairan Natuna tetap menjadi prioritas Bakamla pada tahun 2022 mendatang.

Namun demikian, ia mengatakan untuk mengamankan Perairan Natuna tidak bisa dilakukan oleh Bakamla sendiri namun demikian harus bekerja sama dengan institusi lain di antaranya TNI Angkatan Laut.

"Pengamanan Natuna tahun depan tetap menjadi prioritas Bakamla. Sekali lagi kita kedepan tidak bisa melaksanakan ini sendiri tapi juga dengan Angkatan Laut. Jadi kita harus meningkatkan sinergi kerja sama dalam operasi pengamanan wilayah perbatasan," kata Aan di Mabes Bakamla RI Jakarta Pusat pada Rabu (29/12/2021). 

Baca juga: Temuan Benda Misterius Mirip Tank di Natuna dan Bintan, TNI AL Investigasi, Apakah Berbahaya ?

Diberitakan sebelumnya, Aan mengatakan untuk mengamankan Laut Natuna Utara tidak bisa hanya simbol negara seperti Bakamla RI atau TNI Angkatan Laut saja yang hadir di sana.

Namun demikian, menurut Aan unsur lainnya juga perlu hadir di antaranya kementerian dan lembaga pemerintah serta masyarakat dalam hal ini nelayan.

"Untuk mengamankan Laut Natuna Utara ataupun semua perbatasan laut ini tidak bisa hanya simbol-simbol negara saja yang hadir. Simbol negara dalam hal ini Bakamla, Angkatan Laut, tapi justru kira harus bersama-sama," kata Aan dalam acara bertajuk #POWERBreakfast di kanal Youtube Radio Elshinta pada Senin (27/12/2021).

BERITA REKOMENDASI

Terkait hal itu, Aan mengatakan pihaknya telah menjalankan kerja sama dengan Kementerian ESDM dan SKK Migas untuk drilling di Laut Natuna Utara.

Namun demikian, Aan menyayangkan masih minimnya nelayan-nelayan yang mengambil ikan di Laut Natuna Utara.

Untuk itu, ia mendorong agar nelayan-nelayan Indonesia bisa juga menangkapikan di sana.

"Selama ini saya selalu menangkap kapal-kapal ikan asing. Yang saya sayangkan kenapa nelayan-nelayan kita belum siap untuk ke sana. Itu harusnya kita dorong ke sana," kata Aan.

Di sisi lain, ia menyadari Bakamla RI memiliki keterbatasan dalam sisi sarana atau prasarana dalam melaksanakan operasi patroli di sana secara penuh setiap hari.

Namun demikian, kata dia, dengan adanya aktifitas ekonomi di Laut Natuna Utara akan sangat membantu dalam mengamankan Laut Natuna Utara yang selama ini kerap menjadi wilayah tempat nelayan negara sekitar mencuri ikan.

Ia juga mengingatkan adanya konsep effective occupation di mana tidak klaim terhadap suatu wilayah perlu dibarengi dengan adanya aktifitas masyarakat di wilayah tersebut.

"Ingat, di ZEE kita punya hak terhadap kolom air, terhadap ikan. Di landas kontinen kita punya hak untuk mengelola dasar laut. Kalau itu tidak kita kelola tentunya dimanfaatkan sama asing," kata Aan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas