Berhari-hari Terombang-ambing di Perairan Bireuen, 105 Imigran Rohingya Dievakuasi ke Shelter BLK
Proses evakuasi Rohingya tersebut ditarik oleh KRI Parang-647 gugus keamanan laut (Guskamla) Armada I.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Serambi, Zaki Mubarak
TRIBUNNEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Sebanyak 105 imigran Rohingya yang terdampar di perairan Bireuen dievakuasi melalui Pelabuhan Asean, Krueng Geukuh, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, Jumat (31/12/2021) sekitar pukul 00.00 WIB.
Proses evakuasi Rohingya tersebut ditarik oleh KRI Parang-647 gugus keamanan laut (Guskamla) Armada I yang menarik kapal yang terbuat dari kayu tersebut dengan memuat 105 orang pengungsi Rohingnya.
Kapal kayu yang ditumpangi pengungsi etnis Rohingya tiba di dermaga pelabuhan Krueng Geukuh.
Kemudian pihak BPBD Kota Lhokseumawe melakukan penyemprotan disinfektan ke barang yang dibawa serta pengukuran suhu tubuh terhadap suku Rohingya tersebut.
Lalu pukul 01.03 WIB, pengungsi etnis Rohingya menaiki kendaraan bus milik Dinas Perhubungan Kota Lhokseumawe yang telah disiapkan Satgas sebanyak empat unit.
Baca juga: PMI Segera Kirim Bantuan untuk Pengungsi Rohingya di Aceh
Selanjutnya dibawa ke shelter BLK desa Meunasah Mee Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe dengan pengawalan dari pihak Polres Lhokseumawe.
Pihak United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), Mitra Salima, mengucapkan terima kasih atas izin pendaratan bagi kapal berpenumpang pengungsi Rohingya di Aceh.
Badan PBB untuk urusan pengungsi, memuji pemerintah Indonesia atas izin pendaratan kemarin malam, yang diberikan kepada 105 orang (8 pria, 50 wanita, 47 anak-anak).
Pengungsi Rohingya ini telah beberapa hari terombang ambing dalam kapal di perairan Bireuen.
Kapal yang berpenumpang mayoritas wanita dan anak-anak itu telah berada di laut dengan kondisi yang berbahaya selama tiga minggu.
Kapal yang rusak dan tidak layak berlayar tersebut pertama kali terlihat di perairan dekat Bireuen, sebelah utara Aceh, pada tanggal 26 Desember.
"Kami sangat berterima kasih kepada Indonesia dan masyarakatnya yang sekali lagi telah membuktikan semangat kemanusiaan mereka dan menunjukkan bahwa tindakan penyelamatan jiwa harus selalu menjadi prioritas utama."
"Memfasilitasi pendaratan darurat bagi kapal yang berada dalam kesulitan dan memberikan bantuan guna mencegah kehilangan jiwa merupakan tindakan kemanusiaan yang sangat penting untuk dilakukan," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul 105 Imigran Rohingnya Tiba di Pelabuhan Krueng Geukuh Setelah Ditarik KRI Parang-647