Madu Syabeebee Berbagi Khasiat Madu di Tengah Pandemi COVID-19 ke Penjuru Nusantara Bersama JNE
Madu SyaBeebee adalah UMKM berlokasi di Boyolali, Jawa Tengah. Menjual berbagai jenis madu murni hasil dari peternak madu Boyolali, Ungaran, Semarang
Penulis: Imam Saputro
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Medio Juni 2021, sore hari ketika sibuk mengontrol glodok madu ternak di kawasan Boyolali, Jawa Tengah, handphone milik Muhammad Syabibi (30) tiba-tiba berdering.
Di ujung telepon terdengar suara seorang lelaki yang menanyakan stok madu klanceng kepadanya.
“ Mas kalau ada madu klanceng tolong saya dikirimi ya, buat obat Covid,” kata lelaki di ujung telepon.
“ Ada pak, mau yang kemasan berapa? “ tanya Syabibi.
“ Satu kilo, dikirim hari ini bisa? Pakai jasa pengiriman tercepat mas kalau bisa, ongkir saya yang tanggung, mahal gak papa, habis ini tolong totalannya segera di-WA (WhatsApp), saya transfer langsung” ujarnya.
Baca juga: JNE: Pulau Jawa Kuasai 60 Persen Perputaran Paket Kiriman Ekspres
“ Oke pak, pakai JNE YES saja ya, murah kok ongkirnya, besok siang biasanya sudah sampai,” kata Syabibi.
“ Baik mas, saya tunggu secepatnya ya, buat obat Covid,” buru lelaki di ujung telepon.
Seusai percakapan itu, Syabibi segera mengemas madu pesanan pelanggannya yang tinggal di Kota Jakarta tersebut.
Meski senja sudah menyelimuti Boyolali, ia bergegas ke kantor agen JNE di dekat rumahnya di kawasan Sunggingan, Boyolali yang masih buka melayani pelanggan hingga malam hari.
Di tengah situasi pandemi, di JNE menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti pengecekan suhu dan penggunaan hand sanitizer bagi semua pelanggan.
Kurang dari semenit, paket berisi madu klanceng pesanan sang pelanggan sudah masuk di sistem JNE untuk segera dikirimkan secepatnya.
“ Itu salah satu cerita yang berkesan bagi saya, waktu itu sekitar bulan Juni, ada pelanggan yang membutuhkan madu secepatnya, untuk salah satu obat penyembuh COVID-19,” cerita pemilik usaha Madu Syabeebee, Muhammad Syabibi ke TribunSolo.com awal Januari 2022.
“ Karena butuh cepet, saya kirimkan via JNE YES yang sehari bisa langsung sampai,” kata Syabibi.
“ Dan waktu itu saya kirim jam 6an sore dan siang harinya sudah sampai Jakarta,” imbuhnya.
JNE Jadi Pilihan Utama
Madu SyaBeebee adalah satu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berlokasi di Boyolali, Jawa Tengah yang menjual berbagai jenis madu murni hasil dari peternak madu dari daerah Boyolali, Ungaran, dan Semarang.
Awalnya, penjualan madu rumahan ini dilakukan secara offline dari mulut ke mulut di Boyolali, Semarang dan sekitarnya, hingga Pandemi COVID-19 melanda Indonesia.
Hantaman Pandemi COVID-19 dua tahun belakangan membuat ayah satu anak ini mengubah strategi penjualannya.
Dahulu penjualan madu biasa ia antarkan langsung sembari bersilaturahmi, namun COVID-19 membuat semua berubah.
“ Karena ada pembatasan di mana-mana, akhirnya 70 persen penjualan sekarang online, dan Alhamdulillah pembeli dari luar daerah makin banyak,” kata dia.
Madu Syabeebee mempromosikan madu murninya melalui Forum Jual Beli di Facebook, Instagram, dan Twitter.
Ia sempat menemui kendala untuk pengiriman karena ada beberapa jasa pengiriman yang tak mau menerima pengiriman madu dengan berbagai alasan.
Hingga ia menggunakan JNE untuk mengantarkan madu ke pembeli di berbagai daerah.
Menurutnya, dari berbagai jasa pengiriman, JNE jadi pilihan utama untuk mendistribusikan madunya ke penjuru Nusantara.
“ Yang jelas kalau kirim madu di JNE itu aman, dan cepat, jadi JNE yang jadi pilihan untuk mengirimkan madu,” tutur Syabibi.
“ Dulu sebelum pandemi pernah kirim-kirim, tapi jumlahnya sedikit, begitu COVID-19 melanda, penjualan madu meroket, sehingga harus memilih jasa pengiriman apa yang bisa terpercaya agar madu bisa segera sampai ke pembeli, dengan baik tanpa ada kerusakan,” kata Syabibi.
Di masa Pandemi COVID-19, penjualan madu Syabeebee hampir 70 persen dilakukan secara online dan mau tak mau harus menggunakan dengan jasa pengiriman.
Adaptasi penjualan saat masa Pandemi COVID-19 bisa teratasi dengan adanya jasa pengiriman yang mumpuni. Madu produksi petani lokal Boyolali ini akhirnya bisa menjangkau ke berbagai daerah di Indonesia.
“ Sebelumnya penjualan online sudah dilakukan, hanya adakalanya pelanggan ragu bagaimana caranya madu bisa dikirim, apa ndak rusak di jalan atau pecah atau bahkan rusak kualitasnya,” beber dia.
Namun para pelanggan itu ia yakinkan, bahwa madu Syabeebee bisa dikirim jauh dari Boyolali jika dikemas dan dikirimkan dengan aman.
Ia mengaku mengemas madu dengan cara biasa saja, madu dimasukkan botol steril atau jeriken, lalu ditutup rapat dan diberi seal plastik.
Botol atau jeriken kemudian dilapisi buble wrap dan dimasukkan ke kemasan kardus khusus berjenama Madu Syabeebee.
“ Tak ada yang spesial dalam pengemasan, madu aman sampai ke pelanggan karena didukung cara pengiriman dari JNE yang bagus, tidak dilempar-lempar atau ditumpuk berlebihan,” kata lulusan universitas ternama di Semarang ini.
“ Jadi pembeli makin percaya lihat track record pengiriman, apalagi di masa COVID-19 pas tinggi-tingginya kemarin, permintaan madu sangat tinggi. Dan tak ada kendala selama pengiriman menggunakan JNE.”
Syabibi mengatakan ada juga layanan pick-up dari JNE ketika masa pembatasan kegiatan kegiatan masyarakat, yakni agen JNE datang ke rumah seller untuk menjemput barang yang akan dikirimkan.
Madu Syabeebee biasanya melakukan pengiriman secara regular pada siang hari sekitar pukul 1 siang. ”Paling jam 2an, nomor resi sudah saya kirim ke pembeli, jadi bisa langsung ketahuan sampai di mana paketnya, lewat aplikasi My JNE mudah sekali,” terangnya.
Kepercayaan antara penjual dan pembeli bisa terjaga dengan adanya sistem yang bisa melihat paket yang dikirimkan di website JNE ataupun aplikasi di HP. Pelanggan bisa melakukan tracking paket yang dikirimkan oleh Madu Syabeebee dengan mudah melalui website atau aplikasi My JNE.
“ Pilihan utama ke JNE, karena selain murah dan cepet, mereka mau menerima pengiriman madu ke penjuru Nusantara, “ kata dia.
“ Selain itu, ada fasilitas JNE YES ( Yakin Esok Sampai) jika harus diburu pelanggan segera sampai,” ungkapnya.
Omzet Meroket
Baca juga: Een Bahagia 15 Tahun Jadi Agen JNE, dari Tak Punya Kini Jaya dengan 17 Armada
Dengan dukungan jasa pengiriman terpercaya, madu lokal Syabebe bisa merambah berbagai daerah di Indonesia tanpa khawatir dipisahkan jarak,
Orang dari Jakarta dan kota-kota besar di Jawa Tengah jadi mayoritas pembeli madu Syabeebee.
Stok madu Syabeebee hampir selalu tak bersisa di kala COVID-19 mewabah di Nusantara. Madu yang sudah di panen diburu oleh orang dari berbagai daerah sebagai obat atau booster untuk menjaga daya tahan tubuh di tengah Pandemi COVID-19.
“ Saya senang bisa menolong orang yang butuh madu untuk obat atau sekadar jaga ketahanan tubuh, dimanapun pembeli saya siap kirim, karena JNE bisa kemana-mana kirimnya,” kata dia.
Di masa gelombang kedua COVID-19 melanda, Madu Syabeebee bisa mengirim puluhan kilogram madu ke berbagai daerah di Indonesia dalam seminggu. Atau mengalami kenaikan hampir 40 persen dari pengiriman di masa sebelum Pandemi COVID-19.
“ Paling jauh Madu Syabeebee pernah dikirimkan ke Sumatera.”
Jangkauan pengiriman JNE yang bisa sampai pelosok daerah juga jadi alasan utama mengapa Madu Syabeebee mempercayakan madu produksinya sampai ke tangan konsumen melalui JNE.
“ Semua jadi senang, madu kami bisa sampai kemana-mana, pembeli juga bisa merasakan khasiat madu tanpa harus jauh-jauh datang langsung ke Boyolali, karena kurir JNE yang akan mengantar sampai ke depan rumah,” kata Syabibi sambil tersenyum.
Menurutnya, produk lokal bisa sampai ke taraf nasional perlu dukungan dari jasa pengiriman yang terpercaya.
“ Karena produk saya termasuk agak rentan dipengiriman, maka saya selektif dalam memilih jasa pengiriman, harus yang hati-hati dan waktunya cepat, akhirnya sudah hampir 5 tahun ke belakang, madu kami menggunakan JNE agar bisa sampai ke tangan pembeli di penjuru Nusantara,” kata Syabibi mengakhiri.
Sementara itu, Kepala Cabang Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Solo (Eks-Karesidenan Surakarta), Agus Yunanto mengatakan selama pandemi COVID-19, JNE tetap melayani pelanggan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat di agen dan selama pengiriman.
“ Di area kerja semua harus menerapkan protokol kesehatan, sehingga masyarakat tak perlu khawatir untuk mengirimkan paketnya,” ujar dia.
JNE di masa pandemi tetap beroperasi meski adanya pengurangan aktivitas penerbangan dengan mengoptimalkan pengiriman melalui jalan darat.
Layanan JTR (JNE Trucking) diperluas wilayah jangkauan menjadi seluruh wilayah di Sumatera, Jawa, dan Bali dari sebelumnya hanya kota-kota besar saja.
#JNE31tahun, #JNEMajuIndonesia dan #jnecontentcompetition2021
(TribunSolo.com/Imam Saputro)