Ganjar Pranowo Memberi Beri Peringatan Keras ke Pelaku Joki Vaksin di Semarang
Gubernur Jawa Tengah tak mau terjadi lagi kasus joki vaksin di wilayahnya. Ia tak segan ke depan akan menindak tegas.
Editor: cecep burdansyah
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mendukung langkah kepolisian menindak tegas warga yang menjadi joki vaksin di Kota Semarang.
Menurut Ganjar, tindakan itu merugikan upaya pemerintah dalam melindungi masyarakat.
"Kita kasih peringatan keras sekarang, nggak ada joki-jokian ya," tegas Ganjar, usai meninjau vaksinasi anak usia 6-11 tahun di Kapal Perang KRI Surabaya 591 di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Kamis (6/1).
Ganjar menegaskan, tidak boleh ada pihak yang memanfaatkan alasan ekonomi maupun alasan lainnya untuk menjadi joki vaksin. Sebab vaksinasi bukan sekadar mengejar target capaian statistik, tapi dalam rangka melindungi masyarakat.
"Jangan sampai karena uang, kesempatan, terus kemudian main joki-jokian. Udahlah fair-fair saja. Karena ini kebutuhannya bukan soal pencapaian hanya target statistik, tapi ini untuk kesehatan dan melindungi masyarakat," tegasnya.
Ganjar mengatakan, masyarakat yang enggan divaksin lebih baik berkonsultasi dengan ahlinya. Jika ragu atau takut untuk vaksin, Ganjar meminta agar masyarakat menggali informasi lebih banyak.
"Kita tuh mau melindungi jadi jangan dijokiin. Mending konsultasi saja, apa problemnya. Takut? Anak-anak tadi ada yang takut, sampai nangis. Begitu disuntik cus ternyata nggak sakit. Sama, udah terlanjur takut tapi kemudian nggak divaksin kan sayang, mending menurut saya tetap kita edukasi, konsultasi saja atau nggak usah pakai joki. Kalau ketemu (joki vaksin) lagi ya proses saja," tandas Ganjar.
Sebelumnya diberitakan, seorang ibu di Semarang berinisial DS (41) tertangkap basah mengikuti vaksinasi dengan menggunakan kartu identitas orang lain di Puskesmas Manyaran, Kecamatan Semarang Barat, Senin (3/1/2022). DS mengaku mau menjadi joki vaksin karena tergiur upah Rp 500 ribu.
Di sisi lain,Satuan Tugas Penanganan Covid-19 meminta seluruh pemerintah daerah untuk siaga menghadapi kemungkinan kenaikan kasus Virus Corona sebagai dampak dari libur Natal dan Tahun baru (Nataru) 2022 beberapa pekan ke depan.
"Mohon antisipasi kepada seluruh Pemda terhadap kemungkinan kenaikan kasus pada beberapa minggu ke depan sebagai dampak dari periode Nataru," kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Kamis (6/1).
Dalam dua pekan terakhir, katanya, terdapat kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia. Ia kemudian membandingkan penambahan kasus Covid-19 pada 28 Desember 2021 yang berjumlah 136 kasus, sementara pada 5 Januari 2022 sudah bertambah menjadi 404 kasus dalam sehari.(nal)