Pengungsi Afghanistan Kembali Gelar Aksi Unjuk Rasa di Batam: Warga Mulai Resah
Pengungsi Afghanistan kembali menggelar unjuk rasa dan membawa spanduk-spanduk bertuliskan tuntutan aksi.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, BATAM- Pengungsi Afghanistan kembali menggelar unjuk rasa di depan Perumahan Royal Grande, Sei Panas, Batam, Kepulauan Riau, pada Rabu (12/1/2022) kemarin.
Puluhan massa aksi ini mengenakan seragam UNHCR berwarna biru, dan membawa spanduk-spanduk bertuliskan tuntutan aksi. Baik orangtua maupun anak-anak ikut terlibat dalam aksi ini.
Tampaknya aksi demo yang mereka gelar ini sudah menjadi agenda rutin. Sebelumnya, para pengungsi kerap berkumpul dan menyuarakan aspirasi ya di depan Kantor DPRD Kota Batam dan Kantor Pemko Batam.
Aksi dari sejumlah pengungsi Afghanistan ini mengundang perhatian dari masyarakat Kota Batam yang ikut-ikutan resah karena demo kerap kali terjadi di sekitar area kediaman mereka.
Baca juga: Mensos Risma Minta Pemkot Langsa Percepat Relokasi Korban Banjir dari Tenda Pengungsi
Menanggapi hal itu, Pjs. Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kepulauan Riau, Lamidi, menilai, bahwa para pengungsi ini sengaja melakukan aksi untuk menarik perhatian masyarakat global.
Pasalnya, sudah hampir satu dekade mereka tinggal di Indonesia tanpa ada kejelasan terkait kapan akan diperbolehkan pergi ke negara ketiga.
"Mereka tidak memiliki aktivitas apa-apa, cuma makan dan tidur, makanya mereka resah, ingin mendapat perhatian," ujar Lamidi.
Ia mengaku sudah mengikuti perkembangan kondisi pengungsi Afghanistan sejak lama.
Setiap ada rapat bersama IOM dan UNHCR, serta pihak terkait, Lamidi selalu terlibat dan memimpin.
Meski demikian, mencari solusi atas masalah pengungsi asing tidaklah mudah.
"Kita tidak ada wewenang untuk memutuskan kapan mereka berangkat, itu wewenangnya IOM dan UNHCR, serta bergantung pada diplomasi dari pusat," tegas Lamidi.
Baca juga: Kebakaran Melanda Kamp Pengungsi Rohingya di Bangladesh, Ribuan Orang Kehilangan Tempat Tinggal
Kejelasan tentang nasib pengungsi ini masih terus dirapatkan secara rutin oleh pemerintah daerah, bersama Imigrasi, Kejaksaan hingga Kepolisian.
Rapat terakhir adalah sebulan yang lalu.
Namun sampai saat ini, dari pihak IOM dan UNHCR sendiri belum mengungkapkan apa kendala tersendatnya pemulangan pengungsi ke negara ketiga.
"Mereka menunggu informasi dari pusat," ujar Lamidi.
Harapannya, kehadiran para pengungsi yang kian sering menggelar demo tidak berujung pada timbulnya aksi kekerasan dan kriminalitas.
Baca juga: Berita Foto : Evakuasi Pengungsi Rohingya di Perairan Bireuen Aceh
Terlebih lagi, dengan adanya kerumunan dari para pengungsi, penyebaran Covid-19 adalah salah satu yang harus diantisipasi.
"Mereka belum divaksin baik dosis satu maupun dosis dua, karena bukan warga negara kita. Tapi kalau ada perintah dari pusat untuk vaksin, kami akan vaksin," tambah Lamidi. (TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)
Artikel ini telah tayang di TribunBatam.id dengan judul AKSI Demo Pengungsi Afghanistan di Batam Mulai Meresahkan, Pemprov Kepri Segera Cari Solusi