Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aplikasi Presisi Makin Jitu, Kabur dari Karantina Langsung Terlacak dan Ditangkap

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ingin memastikan serangkaian pengawasan terhadap wisatawan, ABK maupun PPLN yang tiba di Bali melalui Pelabuhan.

Editor: cecep burdansyah
zoom-in Aplikasi Presisi Makin Jitu, Kabur dari Karantina Langsung Terlacak dan Ditangkap
Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro
TINJAU PELABUHAN - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat meninjau Pelabuhan Benoa, Denpasar, Sabtu (15/1). Di pelabuhan ini akan dipasang aplikasi Presisi untuk memantau karantina para wisatawan maupun Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) di pelabuhan tersebut. 

Kapolri menyebutkan, bagi yang memiliki keluhan penyakit, diperiksa di salah satu ruang kesehatan dan setelah itu dipersiapkan mobil ambulans untuk dibawa ke rumah sakit rujukan.

Demikian juga bagi wisatawan ataupun ABK yang sudah melaksanakan swab PCR selanjutnya dibawa ke tempat karantina yang sudah dipersiapkan oleh Gubernur Bali I Wayan Koster.

"Secara umum saya lihat bahwa prosesnya, khususnya terkait dengan pemeriksaan protokol kesehatan dan kemudian proses menuju ke tempat karantina semuanya berjalan dengan baik. Tentunya ada beberapa penyesuaian yang tentunya akan kami minta untuk lebih disempurnakan," jelasnya.

Terpisah, Ketua Dewan Pengurus Daerah Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (DPD ASITA) Bali, Putu Winastra menanggapi terkait Bali akan dijadikan tempat entry point.

Sebelumnya seluruh stakeholder pariwisata berharap Bali dibuka untuk jadikan entry point bukan hanya untuk turis asing, namun juga WNI yang baru saja tiba dari luar negeri.

"Jadi ini PMI ataupun warga negara yang tinggal di sana terus dia ke Bali. Sebenarnya memberikan manfaat terhadap Bali ini, terutama, satu, akomodasi, tentu mereka akan butuh tempat karantina. Jadi teman-teman PHRI bisa bergeraklah untuk itu," katanya, Sabtu.

Dia menyatakan, dengan Bali dijadikan tempat entry point airline akan lebih semangat untuk membawa penumpang ke Bali. Karena tidak hanya yang leissure, tidak hanya yang liburan, tetapi juga yang bisnis, pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) WNI, dapat diangkut secara bersamaan ke Bali, walaupun tujuannya berbeda.

BERITA TERKAIT

"Kemudian, dengan adanya entry point PPLN ini kan menjadikan aturannya tidak hanya yang 19 negara itu bisa ke Bali, tetapi negara-negara lain yang sekiranya menjadi negara yang sudah low risk country, yang mana persentase vaksinasinya sudah tinggi. Kan otomatis akan berdampak. Jadi Bali ini akan bergeliat," tambahnya.

Ia juga mengusulkan agar karantina ini tidak dilakukan di kamar. Karantina ini justru diusulkan menjadi karantina wilayah atau di green zone.

Baca juga: Gubernur Bali Puji Setinggi Langit Bupati Bangli, Langsung Kucurkan Bantuan Rp 50 Miliar

Green Zone

Pemerintah sebelumnya sudah membuat green zone dari awal, yang melibatkan beberapa wilayah seperti Nusa Dua, Sanur, Ubud, dan sampai saat ini green zone ini belum pernah di-trial.

Menurutnya saat ini adalah waktu yang tempat untuk melakukan trial di green zone.

"Sehingga wisman yang datang ke Bali ini tidak merasa jenuh dikarantina karena mereka ada di green zone tersebut. Green zone kan sudah CHSE, pelaku pariwisatanya sudah vaksin lengkap. Sehingga ini bisa menggeliatkan perekonomian, karena restoran dan sebagainya bisa buka," imbuhnya.

Dan karena wisatawan yang datang ke Bali sudah melewati tahapan-tahapan yang sudah semestinya harus dilakukan, Bali menurutnya lebih baik dijadikan karantina wilayah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas