Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Batam Mulai Terganggu Aksi Unjuk Rasa Pengungsi Afghanistan

Warga Perumahan Royal Grande Batam mulai mengeluhkan terkait aksi unjuk rasa pengungsi asal Afganistan

Editor: Erik S
zoom-in Warga Batam Mulai Terganggu Aksi Unjuk Rasa Pengungsi Afghanistan
Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
Ilustrasi pengungsi Afganistan Warga Perumahan Royal Grande Batam mulai mengeluhkan terkait aksi unjuk rasa pengungsi asal Afganistan 

Ingin Diperlakukan sebagai Manusia

Sebelumnya diberitakan, sejumlah pengungsi Afghanistan kembali menggelar aksi unjuk rasa di depan Perumahan Royal Grande Batam Center.

Saat menggelar aksi unjuk rasa kali ini, para pengungsi menguasai satu lajur Jalan Raja H. Fisabililah Batam Center tepatnya di depan Perumahan Royal Grande Batam Center.

Pantauan TRIBUNBATAM.id, arus kendaraan yang berasal dari Simpang Gelael menuju Bundaran Madani terlihat macet.

Arus kendaraan tampak diatur oleh Sekuriti Perumahan Royal Grande.

Adapun tujuan aksi yang ketiga kalinya ini, guna menemui para perwakilan International Organization for Migration (IOM), dan mempertanyakan proses pemindahan para pengungsi ke Negara ketiga yakni Australia, Amerika, New Zealand, dan Kanada.

"Tuntutan kami masih sama, kami hanya meminta pertanggungjawaban IOM untuk memberlakukan kami seperti manusia pada umumnya," ujar Ahmad salah satu pengungsi yang ditemui di lokasi, Selasa (18/1/2022).

Baca juga: Pengungsi Afghanistan Kembali Gelar Aksi Unjuk Rasa di Batam: Warga Mulai Resah

BERITA REKOMENDASI

Menurut Ahmad, tuntutan ini sangat wajar untuk dilontarkan mengingat bahwa selama ini, IOM selalu memanfaatkan bantuan dari UN Refugee Agency (UNHCR).

"Sebenarnya ini bukan masalah uang yang akhirnya setiap bulan mereka beri ke kami. Tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa juga. Daripada seperti itu, lebih baik segera urus kepindahan kami seperti janji IOM, saat kami berada di pengungsian saat terjadi perang di negara kami," katanya.

Selama tujuh tahun berada di pengungsian, saat ini seluruh pengungsi sudah masuk ke dalam tahap depresi berat.

Selain tidak dapat melakukan apapun di Indonesia, hingga saat ini banyak para pengungsi akhirnya memilih mengakhiri hidupnya selama berada di pengungsian.

"Di sini kami tidak bisa bekerja, bersosialisasi, memiliki kendaraan, atau berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat. Buat apa kami diberi uang tiap bulan, namun kami seperti dikurung saja," paparnya.


Sementara itu, menanggapi aksi para pengungsi asal Afganistan yang kembali terjadi di perumahan Royal Grande, Chief Security perumahan, Yahya menuturkan bahwa saat ini warga perumahan sudah merasa terganggu.

Hal ini diakibatkan warga perumahan, sulit untuk mengakses gerbang perumahan akibat aksi tersebut.

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas